INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Di tengah kondisi “Darurat Sampah” di Kota Banjarmasin, para pemilah sampah di Kelurahan Alalak Tengah justru bekerja tanpa dukungan memadai.
Mereka menjalankan tugas setiap hari dengan upah dan dukungan operasional yang minim. Padahal, peran tukang pilah sampah cukup vital untuk mengurangi tumpukan sampah yang sempat menjadi momok serius di Banjarmasin beberapa waktu yang lalu.
Tiga orang pemilah dan satu pengawas yang juga Feri Faradian (51) yang juga sebagai Ketua RW setempat mengaku harus menanggung sendiri biaya kerja hingga Rp 40.000,- per hari. Oleh Pemerintah Kota Banjarmasin, mereka berempat hanya menerima upah sebesar Rp 50.000,- per harinya.
“Ditotal-total kami bisa rugi. Setiap bulannya aja biaya operasional bisa sampai satu juta,” ucapnya.
Baca juga: SMAS PGRI 1 Banjarmasin Tanam 250 Bibit Pohon
Program pemilahan ini mulai berjalan sejak Januari 2025, dengan kontrak delapan bulan, mengikuti status darurat sampah. Namun, sampai saat ini masih berlangsung yang dicanangkan sampai akhir tahunn.
Setiap harinya mereka bisa memilah sampah sampai 800 kg yang dikumpulkan oleh pemulung setempat. Dengan telaten, dari siang hari sampai menjelang malam, mereka memilah sampah dari total empat gerobak yang ada.
Hasilnya, bisa didapatkan hasil pilihan 65 kg kompos dari sampah organik dan 40–50 kg plastik. Kompos diserahkan ke Dinas Lingkungan Hidup Banjarmasin, sementara sampah anorganik lain dijual ke pengepul.
Namun, sampah plastik kemasan ringan tidak punya penampung, sehingga tidak bisa dijual dan menguntungkan.

Selain perihal ekonomi, Feri dan tim turut mengeluhkan dukungan operasional, terkhusus untuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
Janji bantuan alat pelindung dan sarana kerja seperti sarung tangan baru, tenda 3×4 m, serta 40 karung belum juga terpenuhi oleh pemerintah Kota Banjarmasin.
“Yang kami terima cuma tenda lapik (alas) dan sarung tangan bekas,” kata Hasim Sanusi (65), salah satu tim pemilah sampah.
Meski tidak ada sanksi dari Pemkot atau DLH bila tidak bekerja, sampai saat ini para pemilah tetap bertugas. Baginya, yang terpenting adalah dapat mengambil peran membantu pemerintah kota menyiasati persoalan sampah kota.