INTERAKSI.CO, Jakarta — China kembali menggegerkan dunia dengan terobosannya di bidang teknologi. Saat banyak negara masih berupaya mengadopsi jaringan 5G, China justru telah meluncurkan jaringan internet 10G pertama di dunia.
China meresmikan jaringan 10G tersebut di Kota Xiong’an, Provinsi Hebei, pada Minggu (20/4). Peluncuran ini menandai loncatan besar dalam pengembangan infrastruktur internet nasional.
Huawei dan China Unicom bekerja sama meluncurkan jaringan ini. Jaringan 10G tersebut menawarkan kecepatan unduh hingga 9.834 Mbps (hampir 10 GB per detik), kecepatan unggah 1.008 Mbps, serta latensi serendah 3 milidetik.
Jaringan ini memanfaatkan teknologi Passive Optical Network (PON) 50G yang mendukung transmisi data lebih cepat melalui infrastruktur serat optik yang ada. Teknologi ini ideal untuk kebutuhan bandwidth tinggi seperti komputasi awan, realitas virtual dan tertambah, streaming video 8K, serta integrasi perangkat rumah pintar.
Seberapa cepat internet 10G?
Menurut laporan Economic Times, jaringan 10G memungkinkan pengguna mengunduh film 4K berdurasi penuh berukuran 40GB dalam waktu kurang dari 20 detik. Sebagai perbandingan, jaringan 1 Gbps membutuhkan waktu 7–10 menit untuk tugas serupa.
Selain itu, jaringan ini mendukung streaming video 8K tanpa gangguan. Kecepatan tersebut menempatkan China di garis depan teknologi broadband global, melampaui kecepatan broadband komersial negara-negara seperti UEA dan Qatar.
Pemerintah berharap implementasi jaringan 10G dapat mempercepat kemajuan berbagai sektor seperti kesehatan, pendidikan, dan pertanian melalui transmisi data yang lebih cepat dan stabil.
Dukung kota pintar
China membangun jaringan 10G untuk menjadikan Xiong’an sebagai kota pintar. Sejak 2017, kota futuristik ini berfungsi sebagai laboratorium teknologi mutakhir.
Mengutip Gizmo China, jaringan ini membuka peluang pengembangan mobil otonom, pengalaman VR dan AR imersif, hingga teknologi kota pintar yang saling terintegrasi.
Selain itu, jaringan ini mendukung pengembangan kecerdasan buatan, termasuk model bahasa besar, dengan suplai data berkecepatan tinggi. Desain “lingkaran hidup 15 menit” di Xiong’an memastikan warga dapat menjangkau berbagai fasilitas hanya dengan berjalan kaki singkat.
Namun, laporan Bloomberg menyebut pembangunan kota pintar senilai US$100 miliar itu belum menarik banyak perhatian publik. Beberapa orang bahkan menyebut Xiong’an sebagai kota hantu yang minim investasi swasta.
Meski begitu, China tetap berupaya memimpin pengembangan jaringan 10G dan berencana memperluasnya ke kota-kota lain secara nasional.