INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Acara perpisahan siswa SMAN 1 Sungai Tabuk mendadak jadi sorotan setelah diketahui digelar di Hexagon Banjarmasin.
Kegiatan ini mengundang perdebatan di kalangan masyarakat dan warganet, terutama terkait etika dan tanggung jawab lembaga pendidikan.
Padahal, pemerintah melalui berbagai kanal telah mengimbau agar kegiatan perpisahan siswa dilaksanakan secara sederhana, idealnya di sekolah atau fasilitas umum.
Tujuannya tak hanya untuk meringankan beban biaya bagi orang tua, tetapi juga menjaga nilai-nilai edukatif dan moral dalam kegiatan siswa.
Baca juga: Kapolres Tala Ungkap Kronologi Kecelakaan Maut di Gunung Kayangan
Lihat postingan ini di Instagram
Pihak sekolah menyatakan tidak terlibat dalam pemilihan tempat. Kepala Sekolah SMAN 1 Sungai Tabuk, Elly Agustina, menyebut acara tersebut murni inisiatif siswa.
“Kami pikir itu hanya kafe dan restoran. Karena dilaksanakan siang hari dan acaranya tertib, kami izinkan,” ujarnya.
Namun, pernyataan itu tak menyurutkan kritik publik. Banyak yang menilai bahwa penggunaan tempat hiburan malam, meskipun di luar jam operasional malam, tetap tidak pantas untuk kegiatan siswa sekolah.
Peristiwa ini membuka ruang diskusi yang lebih luas. Bukan soal siapa yang salah atau benar, tetapi bagaimana seharusnya institusi pendidikan.
Termasuk di dalamnya sekolah dan orang tua—bersikap dalam mengarahkan kegiatan siswa agar tetap berada dalam koridor nilai dan norma yang pantas.
Kontroversi ini juga menjadi pengingat penting bahwa pendidikan bukan hanya soal akademik, melainkan juga pembentukan karakter. Dan setiap keputusan, termasuk memilih lokasi acara perpisahan, seharusnya mencerminkan prinsip tersebut.