INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Kota Banjarmasin mencatat angka perceraian tertinggi di Kalimantan Selatan sepanjang 2024 hingga 2025.
Berdasarkan data yang dihimpun Interaksidotco melalui laman Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel menunjukkan jumlah kasus perceraian di provinsi ini mencapai 6.565 kasus, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka 6.537 kasus.
Dari total tersebut, Kota Banjarmasin menyumbang 997 kasus perceraian, tertinggi dari seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Disusul oleh Kabupaten Banjar (816 kasus) dan Kabupaten Tanah Laut (649 kasus).
Baca juga: Cerita Mereka yang Menggantung Harapan di Job Fair Naker Fest 2025
Faktor penyebab perceraian di Kalimantan Selatan cukup beragam. Berdasarkan laporan yang dirilis di laman resmi BPS Kalsel pada Kamis (17/7/2025), perceraian dipicu oleh:
- Perselisihan dan pertengkaran terus menerus
- Masalah ekonomi
- Salah satu pihak meninggalkan pasangannya
- Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)
- Poligami
- Dihukum penjara
- Zina
- Mabuk
- Madat (penyalahgunaan narkotika)
- Judi
- Cacat badan
- Kawin paksa
- Murtad
Banjarmasin Jadi Kota dengan Perceraian Tertinggi
Di Kota Banjarmasin, penyebab perceraian didominasi oleh perselisihan dan pertengkaran terus menerus, sebanyak 820 kasus. Berikut daftar lengkap faktor penyebab perceraian di kota ini:
- Perselisihan dan pertengkaran terus menerus: 820 kasus
- Ekonomi: 74 kasus
- Meninggalkan salah satu pihak: 56 kasus
- Dihukum penjara: 18 kasus
- Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT): 9 kasus
- Mabuk: 8 kasus
- Judi: 4 kasus
- Poligami: 2 kasus
- Madat: 1 kasus
- Cacat badan: 1 kasus
Rincian Perceraian di 13 Kabupaten/Kota se-Kalsel (2024–2025)
- Banjarmasin: 997 kasus
- Banjar: 816 kasus
- Tanah Laut: 649 kasus
- Tanah Bumbu: 613 kasus
- Hulu Sungai Selatan: 536 kasus
- Banjarbaru: 524 kasus
- Hulu Sungai Utara: 518 kasus
- Barito Kuala: 437 kasus
- Hulu Sungai Tengah: 421 kasus
- Tabalong: 390 kasus
- Tapin: 356 kasus
- Kotabaru: 308 kasus
- Balangan: (data belum tersedia)
Secara keseluruhan, perselisihan dan pertengkaran terus menerus masih menjadi faktor dominan perceraian di Kalimantan Selatan, yakni sebanyak 5.676 kasus.