INTERAKSI.CO, Batulicin – Para petani di Desa Sepunggur, Kusan Tengah, Tanah Bumbu resah. Hama penggerek batang padi menyerang. Produksi terancam, bahkan berisiko gagal panen.

“Biaya pestisida dan obat-obatan padi yang mahal juga menjadi kendala,” kata anggota Gapoktan Sinar Harapan, Yapi, kepada interaksidotco, Selasa (23/9/2025).

Total luas lahan yang digarap mencapai 21 hektare. Dalam situasi normal, satu hektare bisa menghasilkan empat sampai lima ton padi. Dalam satu tahun, Gapoktan Sinar Harapan memanen satu sampai dua kali.

“Tahun ini dua kali panen, karena faktor musim hujan,” katanya.

Dengan kondisi yang serba tidak maksimal, Yapi berharap pemerintah daerah bisa memberi bantuan untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petani.

“Selain itu, kondisi jalan usaha tani yang terbatas dan keterbatasan alat pemanen juga menjadi masalah yang perlu diatasi,”katanya.

Baca juga: Biaya Pestisida Tinggi, Panen Padi di Tanah Bumbu Terancam

Kondisi para petani di Desa Sepunggur sudah diketahui oleh pemerintah daerah. Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Tanah Bumbu, Robby Candra, telah berkoordinasi dengan penyuluh lapangan untuk mengetahui penyebab serangan hama tersebut.

Dia melihat kemungkinan serangan hama disebabkan oleh varietas padi yang ditanam rentan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).

“Kami akan menindaklanjuti dengan pengamatan dari petugas POPT dan mengupayakan bantuan obat-obatan untuk mengendalikan serangan,” kata Robby.

Ia memastikan DKPP Tanah Bumbu akan terus berkoordinasi dengan petani dan penyuluh lapangan untuk menemukan solusi terbaik dalam mengatasi masalah serangan hama dan meningkatkan hasil produksi.

Sementara mengenai jalan usaha tani, Kepala Bidang Pertanian DKPP Tanah Bumbu, Erwin Novikar, menjelaskan pihaknya perlu informasi tentang calon lokasi rencana jalan usaha tani.

Selain itu, Erwin juga meminta klarifikasi apakah rencana pembangunan jalan usaha tani sudah diusulkan melalui musrenbang di tingkat desa, kecamatan, maupun kabupaten. “Supaya itu menjadi prioritas,” ujarnya.

Mengenai kebutuhan alat pemanen (combine), Erwin mengakui alsintan di Tanah Bumbu masih kurang. Namun, kata dia, hal itu bisa dibantu melalui program Kementerian Pertanian untuk kegiatan optimasi lahan dan brigade pangan.

“Nanti bantuan pemerintah untuk alsintan akan dikelola oleh brigade pangan masing-masing desa,” tukasnya.

Penulis: Maulana
Editor: Puja Mandela

Author