INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) menegaskan komitmennya menjaga stabilitas harga pangan dalam rangka menekan inflasi di wilayah Kalimantan.
Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) TPIP-TPID 2025 yang digelar di Gedung BPSDM, Jalan Panglima Batur, Kota Banjarbaru, Kamis (25/9).
Agenda tersebut menjadi bagian dari Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang terus digelorakan pemerintah dari pusat hingga daerah.
Baca juga: Banjarbaru Peringkat Kedua Kasus HIV/AIDS di Kalsel
Direktur SDM dan Umum Perum Bulog, Sudarsono Hardjosoekarto, menegaskan bahwa Bulog hadir bukan hanya sebagai penyalur bantuan pangan, tetapi juga sebagai penopang stabilitas harga di semua lini.
“Bulog terus bekerja menjaga keseimbangan, baik di tingkat produsen maupun konsumen. Kami tidak hanya menyalurkan, tetapi juga menyerap hasil panen petani agar harga tetap stabil,” ujarnya.
Ia menekankan, beras yang disalurkan Bulog sepenuhnya merupakan hasil produksi petani Indonesia. Karena itu, pihaknya mengajak media untuk berperan aktif menyosialisasikan program ini kepada masyarakat.
“Dukungan media sangat penting, agar masyarakat tahu bahwa beras yang disalurkan Bulog adalah beras dari petani kita sendiri,” jelasnya.
Di Kalimantan Selatan, capaian penyerapan beras menunjukkan tren positif. Dari target 25 ribu ton, saat ini sudah terealisasi sekitar 24 persen atau kurang lebih 5 ribu ton. Dengan cadangan beras nasional yang mencapai 3,9 juta ton, Bulog memastikan stok tetap aman meski digunakan untuk penyaluran SPHP maupun bantuan pangan.
“Sampai akhir tahun pemerintah menargetkan minimal tiga juta ton setara beras. Meski disalurkan, stok tetap terjaga di kisaran 3,1 hingga 3,2 juta ton,” pungkas Sudarsono.