INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Sempat mendapati Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang sudah basi, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Loktabat Utara Banjarbaru memperketat pengawasan.
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Loktabat Utara Banjarbaru, Muhammad Muhransyah mengungkapkan temuan makanan yang terindikasi basi di ruang transit langsung ditindak tegas oleh pihak sekolah sebelum sempat disalurkan ke anak-anak.
Langkah sigap itu dilakukan dalam memastikan keamanan konsumsi siswa.
“Ketika makanan datang dari Armada, kami tempatkan dulu di ruang transit sebelum dibagikan kepada anak-anak,” ujarnya saat diwawancarai belum lama tadi.
Dari ruang transit inilah, katanya, petugas MBG sekolah menemukan adanya makanan yang diduga tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak karena basi.
“Petugas kami mencium bau yang tidak sedap dan melihat ada lendir pada salah satu makanan. Jadi langsung kami hentikan distribusinya,” jelasnya.
Muhransyah menjelaskan, sebagai bentuk antisipasi, pihak sekolah tidak serta-merta hanya membagikan MBG sebelum dilakukan pengecekan ganda.
“Kami memang selalu lakukan double check. Jadi tidak hanya mengandalkan sampel dari dapur, tapi juga mengecek ulang makanan yang akan disalurkan,” tuturnya.
Ia menegaskan, langkah tersebut sangat penting dilakukan untuk melindungi keselamatan ratusan para siswanya.
Sehingga setiap guru turut mendampingi siswa-siswi saat makan MBG di kelasnya masing-masing.
“Guru memang tidak ikut makan, tapi mereka mendampingi. Kalau ada makanan yang berbau atau berlendir, anak-anak langsung lapor ke guru,” ucapnya.
Untuk memastikan keamanan dan kelayakan MBG tersebut, sekolah pun klaimnya melakukan pengecekan kembali di dua tempat yakni di ruang transit dan di dalam kelas.
Meski sempat ditemukan makanan basi, Ia memastikan tidak semua menu MBG dalam kondisi buruk.
“Tidak semuanya bermasalah, ada juga yang masih bagus. Tapi kami tetap tarik yang terindikasi basi,” tegasnya.
Adanya temuan basi tersebut, langsung pihaknya laporkan ke dapur penyedia MBG, dan katanya, penyedia merespons cepat dengan cara memeriksa kembali ke sekolah.
“Kepala SPPG nya langsung datang ke sekolah untuk memeriksa dan meminta keterangan,” katanya.
Menurutnya, kejadian seperti itu bukan yang pertama kali terjadi, namun yang terakhir kali memang kondisinya lebih parah dibanding sebelumnya.
“Kalau dulu, misalnya cuma sayur atau kuahnya yang basi. Tapi sekarang mie nya basi dan telurnya berlendir,” imbuhnya.
Meski begitu, Muhransyah bersyukur karena dengan sistem pengawasan ketat yang diterapkan sekolah mampu mendeteksi masalah lebih awal.
“Alhamdulillah, karena SOP nya ketat, jadi bisa segera diketahui sebelum sampai ke anak-anak,” pungkasnya.