INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Di tengah maraknya kekerasan dalam rumah tangga yang menimpa perempuan, sejumlah perempuan lintas iman di Banjarmasin tidak tinggal diam.

Mereka mengajak masyarakat membangun keluarga yang setara dan penuh kasih lewat kegiatan diskusi yang bertemakan “Cinta Tak Menyakiti, Wujudkan Keluarga Harmonis Tanpa Kekerasan”

Kegiatan digelar oleh Komunitas Perempuan Interfaith Kalimantan Selatan (KPI Kalsel) bersama Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Katedral Banjarmasin).

Bertempat di Aula Sasana Sehati Gereja Katedral Banjarmasin, kegiatan ini dihadiri sekitar 50 peserta yang berasal dari berbagai agama dan organisasi perempuan di Banjarmasin, Sabtu (18/10/2025).

Sementara itu, Kepala UPTD Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Banjarmasin, Susan, memaparkan bahwa sepanjang Januari hingga September 2025, tercatat 139 korban kekerasan, terdiri dari 59 perempuan dewasa, 42 anak perempuan, dan 39 anak laki-laki.

Bentuk kekerasan yang paling banyak terjadi adalah kekerasan fisik, psikis, dan penelantaran rumah tangga.

Ketua KPI Kalsel, Mariatul Asiah, menegaskan bahwa kekerasan terhadap perempuan dan anak tidak bisa lagi dipandang sebagai urusan domestik.

Menurutnya, semua agama mengajarkan cinta kasih, sehingga masyarakat harus bersatu menolak segala bentuk kekerasan.

“Cinta sejati itu menghargai dan memanusiakan. Melalui ruang belajar lintas iman ini, kita berjuang bersama mewujudkan keluarga tanpa kekerasan,” ujarnya.

Hal serupa turut disampaikan oleh Rektor Institut Suaka Insan, Sr. Imelda Inggir Ladjar. Dirinya mengingatkan bahwa kekerasan sering tumbuh dari budaya patriarki yang menempatkan laki-laki sebagai pusat kekuasaan dalam keluarga.

Baginya, perlu untuk perempuan berdaya dan saling menguatkan satu sama lain.

“Kita harus sadar bahwa cinta sejati menolak kekerasan,” tegasnya.

Di penghujung diskusi Susan juga membagikan nomor hotline UPTD PPA agar korban bisa melapor tanpa takut. Ia menegaskan, pencegahan kekerasan harus dimulai dari kesadaran keluarga dan dukungan komunitas.

Pastor Kepala Gereja Katedral Banjarmasin, Ignatius Tari, SMF, menyambut baik kegiatan sejalan dengan nilai gereja yang menekankan kebersamaan dan kasih tanpa kekerasan.

“Pesan ini penting, bukan hanya bagi yang sudah berkeluarga, tapi juga bagi mereka yang akan membangun rumah tangga,” katanya.

Melalui kolaborasi lintas iman ini, para perempuan berharap masyarakat semakin sadar bahwa cinta tidak boleh melahirkan luka, dan keluarga harus menjadi tempat paling aman bagi setiap anggotanya.

Author