INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Band supergrup asal Bandung, STRANGERS, menutup tahun 2024 dengan merilis Extended Play (EP) self-titled mereka pada 25 Desember lalu.

Beranggotakan Dixie (vokal/Ex Dead With Falera), Avedis Mutter (gitar/Aftercoma), Chalsy (gitar/CVNDY), dan Putra Pra Ramadhan (drum/Burgerkill), STRANGERS hadir menawarkan warna musik yang keras dan teriakan penuh amarah di setiap bait liriknya.

Bagi “Orang Asing”, sebutan fans STRANGERS, rilisnya EP ini adalah momen yang sudah lama dinantikan.

EP self-titled ini berisi enam lagu bertajuk Lair, Pelakhar, Mala, Empat, Sesakala, dan bmTh. Di sana, STRANGERS menunjukkan keunikan musikalitas mereka. Penggunaan gitar tujuh senar menjadi salah satu elemen utama yang memberi karakter kuat pada setiap lagu.

“STRANGERS itu gitar utamanya seven strings, tuning-nya Drop G,” ujar Avedis Mutter, gitaris STRANGERS yang akrab disapa Ave, saat menjawab QnA EP self-titled STRANGERS, dalam tayangan YouTube Avedis Mutter, pada Senin (6/1/2025).

Pernyataan ini seolah menjadi kunci rahasia mengapa musik STRANGERS terasa berat namun tetap harmonis. Salah satu genre yang saat ini naik daun di kalangan musik keras, sebutlah Knocked Loose, END dan Alpha Wolf dan STRANGERS menjadi yang pertama, memberikan warna baru dalam musik keras Indonesia.

Tak hanya dari segi teknis instrumen, proses mixing EP ini juga melibatkan tangan dingin Cody Stewart, seorang sound engineer yang sebelumnya menangani lagu-lagu band ternama seperti Falling In Reverse dan Red Jumpsuit Apparatus.

Cody memperkenalkan konsep Natural Mix, yang menurut Ave memberikan sentuhan berbeda pada EP ini.

Natural Mix yang dimaksud Cody Stewart yaitu drumnya tidak ada yang di-replace. Jadi, semua yang kamu dengarkan itu asli hasil rekaman tanpa menggantinya dengan midi,” jelas Ave.

Sentuhan ini membuat EP STRANGERS terasa autentik, ditambah teknik gitar hip-hop ala Tom Morello, Rage Against The Machine yang sering kita dengan di lagu “Killing In The Name”, bisa kalian rasakan dalam salah satu trek yang berjudul “Mala”.

Perjalanan penggarapan EP ini tidak berjalan mulus. Proses kreatif yang intens melibatkan berbagai revisi untuk mencapai hasil yang diinginkan.

“Seingat aku tuh ada part drum yang terlalu rumit, fill gitar terlalu hilang, vokal Dixie sempat minta lebih dry biar marah-marahnya berasa dibentak depan muka gitu,” ungkap Ave.

Pengalaman mendengarkan EP ini tak hanya soal menikmati lagu, tetapi juga merasakan intensitas emosi yang kuat.

EP self-titled STRANGERS berhasil menghadirkan warna baru dalam kancah musik keras Indonesia dan berhasil mengajak pendengar masuk ke dunia mereka, musik yang keras, emosional dan penuh energi.

Penulis: Mohammad Rizky Rezaldi

Author