Oleh: Edozed

Bulan lalu, kami merasakan campuran kegembiraan, kesenangan, dan sedikit kecemasan saat tampil bersama Anxiety Disorder di Batu Balingkun Jazz Festival.

Perjalanan kami ke Kotabaru kali ini terasa berbeda, lebih seperti misi seorang misionaris yang berusaha membawa pesan damai di tengah kecemasan yang kami rasakan.

Perjalanan ini dimulai dengan tantangan besar: konsep yang hanya berupa potongan-potongan kecil, waktu latihan yang sempit, hingga masalah teknis yang berulang—persis seperti pengalaman kami di Jazz Mamake Hills tahun lalu.

Namun, semua tantangan itu akhirnya terbayar lunas dengan video berdurasi 8 menit yang kini bisa kita nikmati bersama.

Jazz Festival ini memiliki nilai tersendiri. Kotabaru telah berhasil menciptakan circle musik jazz yang hidup di bumi mereka sendiri.

Sebuah pencapaian yang luar biasa dan patut disambut dengan bangga. Kami berharap kesuksesan ini bisa menjadi inspirasi bagi kabupaten dan kota lain di Indonesia.

Kami ingin menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada keluarga besar Anxiety Disorder: Om Chali Kiky (Saxophone), Mas Yudhi’e Vivie (Drum) dan Pakde Tato Rieztanto (Bass)

Mereka telah bekerja keras menyusun dan menyatukan potongan-potongan kecil menjadi sebuah karya yang indah. Lagu yang kami beri judul “AMORA” ini adalah wujud dari usaha terbaik kami untuk semua pendengar.

Baca juga: Primitive Monkey Noose: Biarlah Terjadi…

Tak lupa, terima kasih untuk dukungan luar biasa dari Bude Warkop Kinasih & Pak Bade, Abah Mirsya Ian Mirhan, Bang Yusuf Fatih Al Fatih, Papi Jimmy D’Kemoz Jimbo Lopezz, Bang M Rai Akbar, Pemda Kotabaru, Disparpora, dan DPC PAPPRI Kotabaru

Batu Balingkun Jazz Festival adalah momen yang membuktikan bahwa musik mampu menyatukan, memberikan energi, dan membangun komunitas. Ini adalah tahun yang luar biasa bagi kami. Sampai bertemu di event tahun berikutnya, sahabat Kotabaru Kreatif! Terima kasih atas semua dukungannya.

Author