INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Kalimantan Selatan bersiap menggelar Nang Ning Nong Festival 2025 atau Banjar Gamalan Festival (BGF) pada 1–2 November 2025 di Halaman Gedung Sultan Suriansyah, Banjarmasin.
Festival ini mengangkat tema “Bunyi Lokal, Resonansi Global” dan diharapkan menjadi wadah untuk memperkuat ekosistem seni tradisi Banjar.
Festival hasil kolaborasi Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Kalselteng Wilayah XIII Kementerian Kebudayaan RI dan kelompok musik Akaracita ini melibatkan berbagai komunitas seni di Kalimantan Selatan.
Tujuannya untuk memperkenalkan musik gamalan Banjar sebagai warisan budaya yang terus hidup di tengah perubahan zaman.
Baca juga: Padukan Gamalan Banjar dan Musik Elektronika, Akaracita Wakili Kalsel di JMC 2025
Kepala BPK Wilayah XIII, Riris Purbasari, menjelaskan istilah “Nang Ning Nong” diambil dari pola ritmis gamalan Banjar yang merepresentasikan komunikasi musikal masyarakat Banjar.
“Ungkapan ini menggambarkan kebersamaan dan semangat gotong royong yang menjadi jiwa musik tradisi Banjar,” ujarnya.

Selama dua hari, festival akan menampilkan pertunjukan gamalan Banjar dalam format klasik dan inovatif, workshop bersama ahli gamalan Lupi Anderiani, serta Pasar Seni UMKM yang memamerkan produk lokal dan instrumen gamalan.
Terakhir, di Puncak acara akan diwarnai Tabuhan Raya Gamalan Banjar, pertunjukan kolosal yang melibatkan banyak penabuh sebagai simbol harmoni dan persatuan masyarakat Banjar.
Direktur Artistik Akaracita, Novyandi Saputra, menyebut festival ini bukan sekadar perayaan musik, tetapi bentuk penghormatan terhadap identitas Banjar.
“Melalui gamalan, kita belajar tentang harmoni dan ketulusan. Festival ini menjadi ruang untuk seniman dan masyarakat berkolaborasi,” katanya.
Olehnya, Pagelaran Nang Ning Nong Festival 2025 diharapkan dapat meneguhkan kebanggaan terhadap gamalan Banjar dan memperkuat posisinya di panggung budaya nasional maupun internasional.





