“Gedung Hotel A ini, menjadi saksi pernah terjadi tragedi kemanusiaan yang merenggut ratusan nyawa. Mereka orang yang tidak bersalah.”
INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Kalimat itu diucapkan Rizki, Wakil Presiden Mahasiswa BEM Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Sultan Adam, tepat di depan eks Hotel Arum.
Dia merupakan satu di antara orator mimbar bebas dari Aliansi BEM se-Kalsel yang hari ini turun ke lapangan bersama ratusan massa Aksi Simbolik Memperingati: Jumat Kelabu.
Mereka mengarak keranda berbalut kain hitam, enam nisan kayu, dan replika plang bertuliskan “Pemakaman Massal Jumat Kelabu 23 Mei 1997”.
Aksi ini bukan sekadar simbolik. Lewat pelantang suara, mereka ingin merawat ingatan masyarakat Kota Banjarmasin tentang peristiwa kelam yang merenggut sekitar 123 nyawa, sementara 197 orang lainnya masih dinyatakan hilang hingga hari ini.
“Aksi ini kita hadirkan, untuk merefleksikan diri kembali. Agar kiranya, kita di masa yang akan datang tidak terulang dan terjadi kembali,” ucap Muhammad Anzari, perwakilan BEM se-Kalsel yang juga Presma BEM UNISKA 2025 di mimbar bebas, Jumat (23/5/2025).

Baca juga: Aksi Kamisan Kalsel ke-70: Ingatkan Tragedi Jumat Kelabu yang Belum Tuntas
Selama kurang lebih 1,5 jam, massa aksi berorasi di mimbar bebas secara bergantian. Ada juga yang menyampaikan puisi jalanan bertema Jumat Kelabu.
Setelah orasi, mereka menabur bunga secara simbolis di atas keranda hitam di antara enam nisan. Lalu, mereka membagikan bunga mawar kepada pengendara yang melintasi perempatan sebagai bentuk penghormatan dan mengenang para korban Tragedi Jumat Kelabu.
Jenderal Aksi Lapangan BEM se-Kalsel, Dimas Bara Saputra, menjelaskan hal itu dilakukan sebagai bentuk merawat ingatan yang dibalut dengan konsep aksi damai.
Pembagian bunga tangkai kepada pengendara, kata Dimas, merupakan konsep baru dalam peringatan Tragedi Jumat Kelabu tahun ini. Mereka juga telah menggalakkan kampanye pengingat melalui media sosial.

“Dari media sosial dulu, kalau itu tidak bisa. Makanya itu kami hadir untuk bisa mendapat lirikan lebih lagi terhadap masyarakat Banjarmasin kepada Tragedi Jumat Kelabu ini,” jelas Dimas kepada sejumlah wartawan seusai aksi.
Aliansi BEM se-Kalsel menyatakan sikap yakni menolak lupa terhadap tragedi kelam yang pernah terjadi di Kota Banjarmasin agar tidak terulang lagi di Kalimantan Selatan dan mengajak seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa untuk bersatu memerangi fanatisme dalam berpolitik.