INTERAKSI.CO, Bandung – Badan Gizi Nasional (BGN) mengambil langkah tegas setelah kasus keracunan siswa terjadi di sejumlah daerah akibat konsumsi makanan dari Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Kepala BGN, Dadan Hindayana, menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat standar operasional prosedur (SOP) dalam proses produksi dan distribusi makanan agar kejadian serupa tidak terulang.
“Mulai sekarang, bahan baku yang digunakan wajib segar dan berkualitas. Kepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) harus berani menolak bahan yang tidak layak,” ujar Dadan saat ditemui di Cileunyi, Kabupaten Bandung, Senin (19/5).
Baca juga: Prabowo Larang Kader Gerindra Serukan “Dua Periode”
Distribusi Harus Cepat, Penyimpanan Dibatasi
Dadan menjelaskan bahwa makanan segar pun bisa kehilangan kualitas bila proses pengiriman ke sekolah memakan waktu terlalu lama. Oleh karena itu, waktu produksi harus dipersingkat dan pengiriman dipercepat.
“Selama ini masalah muncul karena makanan dimasak terlalu lama, lalu pengirimannya lambat. Begitu sampai di sekolah, makanan juga tidak boleh terlalu lama disimpan, harus langsung dikonsumsi,” jelasnya.
Setelah makanan tiba di sekolah, pihak sekolah dan pengawas wajib melakukan pengecekan ulang terhadap kesegaran dan kelayakan paket makanan. Bila ditemukan ketidaksesuaian, makanan harus segera ditarik.
“Harus dilakukan uji organoleptik: dibuka, dicium, dan dicicipi. Jika layak, baru boleh dibagikan. Kalau tidak, langsung ditarik,” tegas Dadan.
Selain memperbaiki distribusi, BGN juga akan mengadakan pelatihan rutin setiap dua bulan sekali bagi tenaga dapur di SPPG. Pelatihan ini dilakukan bekerja sama dengan pemerintah daerah, dinas kesehatan, dan dinas lingkungan hidup.
“Banyak petugas yang menganggap kegiatan ini sudah rutin, sehingga abai pada kualitas. Karena itu, kami wajibkan pelatihan penyegaran penjamah makanan dua bulan sekali,” kata Dadan.
Langkah-langkah BGN ini diharapkan dapat meminimalisir risiko keracunan dan menjaga keberlangsungan Program Makan Bergizi Gratis sebagai upaya peningkatan gizi anak-anak Indonesia di lingkungan sekolah.