INTERAKSI.CO, Batulicin – Enam pria paruh baya sedang duduk di kursi. Di hadapan mereka, hilir mudik manusia nyaris tak pernah berhenti. Mereka datang untuk menyaksikan puing-puing yang menghitam, sisa kebakaran hebat pada Kamis petang.
Satu di antara pria tersebut bernama Madi. Usianya 45 tahun. Dia adalah satu dari 108 warga Jalan Borneo, RT 19, Desa Tungkaran Pangeran, Simpang Empat, Tanah Bumbu, yang menjadi korban amukan si jago merah pada Kamis, 27 Juni 2024.
Madi ingat persis kejadian itu. Dia melihat api mulai menyala saat jam menunjukkan waktu magrib.
“Tiba-tiba api sudah berkobar di tiga rumah. Itu kejadiannya saat orang salat magrib,” katanya, kepada interaksi.co, Jum’at (28/6/2024) seraya menunjuk arah rumah yang diduga menjadi pusat awal api.

Melihat hal itu, Madi sempat syok. Namun, dia bergegas menyelamatkan barang-barangnya, sebab posisi rumah sewaan Madi tak jauh dari asal api. Dia dan istrinya segera mengangkut barang berharga di rumahnya menuju kapal kecil yang sedang sandar di kawasan itu.
“Yang bikin cepat itu karena puing-puing itu beterbangan dan mengenai rumah lainnya. Anginnya kencang sekali,” ungkapnya.
Seorang wanita yang tinggal tak jauh dari lokasi kebakaran membenarkan jika peristiwa itu terjadi saat warga sedang melaksanakan salat magrib.
“Saya dengar juga begitu. Tadi ada Acil-acil yang cerita kalau kebakaran terjadi saat warga sedang salat di masjid,” ucap Deni, seorang relawan.
Korban lainnya bercerita dengan mata sembab. Saat kejadian dia sedang tidak berada di rumah. Kebakaran itu menyababkan seluruh surat-surat berharga miliknya ludes terbakar.
Hamisah mungkin lebih beruntung. Di sekitar kawasan yang terbakar, hanya rumah miliknya yang relatif masih utuh, meski ada beberapa bagian yang hangus.
Hamisah yang saat api berkobar langsung lari bersama empat anaknya sebenarnya sudah pasrah. “Saya kira rumah ini tersisa tiang-tiangnya saja,” ucapnya.
Api berkobar kurang lebih tiga jam sebelum petugas berhasil memadamkan api. Meski pada awalnya sedikit terkendala jalan masuk yang sempit, tapi jerih payah pemadam membuahkan hasil.
“Kinerja pemadam bagus. Jadi api bisa dijinakkan lebih cepat,” ucap Fery, warga setempat.

Sekadar gambaran, lokasi RT 19 Desa Tungkaran Pangeran berada di kawasan pinggir laut. Ada banyak kapal-kapal kecil yang sandar di sisi rumah warga. Lokasinya sebenarnya tak begitu jauh dari pusat kota. Hanya saja untuk menuju ke sana harus melalui gang sempit.
Sedikit berbeda dari versi Madi, Kepala Pelaksana BPBD Tanah Bumbu, Sulhadi, menyebut kebakaran terjadi setelah waktu magrib.
Ada dugaan kebakaran tersebut karena korsleting listrik. Namun, Tim Inafis Polres Tanah Bumbu masih melakukan penyelidikan.
Pemerintah dan Relawan Berikan Bantuan
Karena dampaknya yang besar, para relawan pun bergotong royong menyalurkan bantuan kepada korban. Akibat kebakaran itu, 22 rumah ludes dan 19 kepala keluarga terdampak.
Mereka memberikan bantuan makanan, minuman, pakaian bekas, hingga uang. Di pinggir jalan utama Simpang Empat misalnya, banyak juga relawan yang meminta sumbangan untuk korban.
Sementara pemerintah daerah melalui Dinas Sosial dan BPBD Tanah Bumbu mendirikan posko bantuan tak jauh dari lokasi kebakaran. Polres Tanah Bumbu juga ikut mendirikan posko serupa.