INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Ratusan pencari kerja tiba dan memadati Gedung Sultan Suriansyah, yang beralamat di Jalan Brigjen Hassan Basry, Kota Banjarmasin.

Mereka berjejal di pintu masuk pameran bursa kerja, saling bergantian memindai kode batang quick response untuk melihat daftar perusahaan yang membuka lowongan.

Bagi sebagian besar dari mereka, job fair ini adalah secercah harapan baru. Ada yang baru lulus kuliah, ada pula yang ingin banting setir, mencoba peruntungan di jalur karier baru.

Berdasarkan data yang dihimpun Interaksidotco, sebanyak 55 perusahaan dari berbagai sektor turut ambil bagian dalam ajang Naker Fest 2025.

Total terdapat 1.940 lowongan kerja yang ditawarkan, terdiri atas 1.640 lowongan untuk penempatan dalam negeri dan 300 lowongan kerja luar negeri.

Bahkan, sebanyak 67 lowongan disediakan khusus bagi penyandang disabilitas. Itu menjadi upaya nyata Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dalam menciptakan dunia kerja yang lebih inklusif dan tanpa diskriminasi.

Suasana Job Fair Naker Fest 2025 di Gedung Sultan Suriansyah Banjarmasin. Foto: Interaksi.co/Rezaldi

Baca juga: Saat Meratus dan Raja Ampat Sama-Sama Jadi Korban Atas Nama Pembangunan

Giovanna Putri Aliefia Madjid jadi satu di antara pencari kerja yang datang paling awal. Perempuan lulusan S1 Teknik Pertanian dan Biosistem asal Banjarmasin ini mengaku baru pertama kali mengikuti job fair, wajahnya tampak semangat saat menelusuri daftar lowongan dari satu stan ke stan lain.

Giovanna sebelumnya bekerja sebagai supervisor produksi di sebuah perusahaan susu di Pulau Jawa. Namun, pada Agustus 2024, ia memutuskan pulang ke kampung halaman dan membantu usaha keluarga. Kini, ia ingin kembali bekerja untuk menambah penghasilan.

“Sejauh ini setelah saya lihat-lihat dari list yang ada dari kode batang quick response ini. Kemungkinan saya nanti akan mencoba di perusahaan air minum, karena masih sesuai dengan pekerjaan sebelumnya,” kata Giovanna kepada Interaksidotco saat ditemui di pameran bursa kerja Naker Fest, Selasa (15/7/2025).

Baginya, kehadiran job fair ini adalah bentuk kepedulian pemerintah terhadap pencari kerja dan cara untuk mendorong perusahaan agar menyerap tenaga kerja lokal. Meski begitu, ia merasa penyebaran informasi kegiatan ini masih minim.

“Jadi, agak kasihan orang yang belum bersiap-siap dan minim informasi. Kalau boleh jujur, semua orang belum tentu punya internet dan pasti ada yang mengalami keterbatasan,” tuturnya.

Ia juga menyoroti dominasi sektor tertentu dalam lowongan yang tersedia.

“Kalau pengalaman di Jawa, di bagian produksi pangan itu banyak. Sedangkan di Kalimantan Selatan paling mentok di sales, distributor dan marketing, kalau bidang produksi belum ada,” tambahnya.

Peserta job fair berinteraksi secara langsung dengan pihak perusahaan air minum. Foto: Interaksi.co/Rezaldi

Baca juga: Dibangun Sejak 1898, Kelenteng Po An Kiong Resmi Masuk Cagar Budaya Kota Banjarmasin

Keluhan serupa datang dari Mahadi Rizal, pencari kerja asal Tanah Laut. Pria berusia 24 tahun lulusan S1 Ilmu Hukum ini sudah sejak pagi menjelajahi deretan stan, tapi belum menemukan yang benar-benar cocok dengan latar belakang pendidikannya.

“Saya berminat di bidang pertambangan. Untuk bidang yang saya minati ini rencananya kalau enggak safety office atau HRD. Cuma apa yang berhubungan dengan apa yang dibuka dan nyangkut dengan kualifikasi, itu yang saya lamar,” ujar Mahadi kepada Interaksidotco, Selasa (15/7/2025).

Ia mengapresiasi job fair ini karena memberinya kesempatan untuk bertemu langsung dengan pihak perusahaan. Namun, Mahadi juga mencatat kesenjangan antara kualifikasi pelamar dan kebutuhan perusahaan.

“Tadi banyak pencari kerja yang fresh graduate, minim pengalaman. Sedangkan perusahaan di sini kebanyakan mencari yang ada pengalaman,” imbuhnya.

Job Fair Sekadar Formalitas? Ini Tanggapan Kadisnakertrans Kalsel

Isu “job fair sekadar formalitas” kembali menyeruak di tengah antusiasme Naker Fest 2025. Isu ini ramai usai kericuhan dalam Job Fair Bekasi pada Mei lalu, ditambah viralnya pernyataan seorang HRD yang menyebut ajang serupa hanya bentuk formalitas karena tekanan dari kebijakan pemerintah.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalimantan Selatan, Irfan Sayuti, menanggapi isu tersebut dengan menegaskan pihaknya sudah melakukan berbagai langkah antisipatif, termasuk meningkatkan kualitas lowongan pekerjaan.

Kadisnakertrans Kalimantan Selatan, Irfan Sayuti saat diwawancarai. Foto: Interaksi.co/Rezaldi

“Kami harus memastikan, kegiatan yang kami laksanakan ini bisa menekan angka pengangguran,” jelas Irfan kepada wartawan usai acara pembukaan Naker Fest.

Tak hanya itu, Disnakertrans juga akan memantau pasca-kegiatan, termasuk proses pelatihan, pemagangan, hingga realisasi penempatan kerja dari pelamar yang lolos.

Irfan menambahkan, selain Naker Fest, pihaknya baru-baru ini telah menggelar job fair di Banjarbaru. Rencananya, kegiatan serupa akan diadakan di Banjarmasin, dan sekolah-sekolah menengah atas pasca-kelulusan siswa dalam waktu dekat ini.

“Ini usaha pemerintah. Kita tidak tinggal diam. Pekerjaan yang kita carikan. Jadi, job fair ini benar-benar rill dan kita juga mewanti-wanti juga, kalau ada yang melanggar, akan kami beri sanksi,” tandasnya.

Author