INTERAKSI.CO, Beijing – China menandai 80 tahun kemenangannya dalam Perang Dunia II dengan parade militer megah di Lapangan Tian’anmen, Beijing, Rabu (3/9).
Parade ini bukan hanya menjadi ajang penghormatan bagi sejarah, tetapi juga pernyataan sikap China terhadap perdamaian dunia di tengah gejolak global.
Presiden Xi Jinping, yang juga menjabat Sekretaris Jenderal Partai Komunis China sekaligus Ketua Komisi Militer Sentral, memimpin langsung jalannya acara.
Dari mimbar kehormatan, Xi didampingi Presiden Rusia Vladimir Putin, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, serta lebih dari 20 kepala negara lainnya. Kehadiran mereka menegaskan makna strategis acara ini bagi hubungan internasional.
Baca juga: 80 Tahun Tragedi Hiroshima, Pesan Damai Penyintas Bom Atom Kembali Menggema
Parade tersebut menampilkan lebih dari 10.000 personel militer, ratusan alutsista, serta lebih dari 100 pesawat tempur.
Inovasi pertahanan terbaru, mulai dari sistem intelijen nirawak, rudal hipersonik, hingga senjata berenergi terarah, dipamerkan untuk pertama kalinya.
Tak hanya itu, pasukan penjaga perdamaian PBB asal China juga turut berbaris, menandai keikutsertaan pertama mereka dalam Hari Kemenangan.
Xi dalam pidatonya menekankan arti penting kemenangan 80 tahun silam, yang ia sebut sebagai kemenangan pertama China melawan agresi asing dalam sejarah modern.
Ia mengingatkan bahwa rakyat China menanggung korban besar, sekitar 35 juta jiwa, dalam perjuangan melawan agresi Jepang.
“Umat manusia kembali dihadapkan pada pilihan: damai atau perang, dialog atau konfrontasi,” tegas Xi.
Selain menampilkan kekuatan militer, parade ini juga sarat simbol. Helikopter melintas dengan spanduk bertuliskan “Keadilan Berjaya” dan “Perdamaian Berjaya”.
Formasi 80 spanduk pasukan heroik melintasi Tian’anmen, memperkuat narasi bahwa China adalah negara pertama yang melawan fasisme sejak 1931.
Perayaan ini juga menegaskan visi Xi tentang “peremajaan bangsa” menuju modernisasi penuh pada 2035.
Dengan semangat sejarah dan pandangan ke depan, China ingin menunjukkan diri sebagai kekuatan global yang tidak hanya kuat secara militer, tetapi juga berkomitmen menjaga perdamaian dunia.