Saat ini sebanyak 962 ODGJ di Kalsel dinyatakan sembuh, 512 di antaranya berasal dari Kabupaten Tanah Bumbu. Meski dinyatakan sehat, mereka masih butuh pendampingan.

INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Dinas Sosial Kalimantan Selatan berhasil menekan angka orang dalam gangguan kejiwaan (ODGJ).

Saat ini sebanyak 962 ODGJ di Kalsel dinyatakan sembuh, 512 di antaranya berasal dari Kabupaten Tanah Bumbu. Meski dinyatakan sehat, mereka masih butuh pendampingan.

Kepala Dinas Sosial Kalsel, Muhammad Farhannie, menyatakan bahwa ekonomi seringkali menjadi penyebab utama.

“Akibat gaya hidup dan penelantaran keluarga masih menjadi temuan utama kami,” ucapnya.

Sejumlah upaya penanganan sudah berjalan, mulai dari program rehabilitasi sosial, penyediaan Tim Reaksi Cepat (TRC), hingga kolaborasi dengan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.

Baca juga: Buku Peta Jalan Kesenian, Cara DK Banjarmasin Jaga Tradisi dan Sejarah

Baca juga: Kemah Jurnalistik PWI Tanah Bumbu Sukses, Ketua PWI Kalsel Beri Apresiasi

Lebih lanjut, Dinsos Kalsel turut menjalankan Panti Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Yayasan Pemulihan dan Rehabilitasi (YPR) Banjarbaru. Di tempat inilah ODGJ dirawat agar nantinya bisa berinteraksi secara sehat dengan masyarakat.

Dalam upaya mengentaskan angka penderita ODGJ ini, Farhannie kembali menekankan, peran keluarga dan lingkungan sekitar menjadi kunci.

“Dukungan moral sangat dibutuhkan. Jangan sampai ODGJ merasa terasingkan,” katanya.

Misalnya, praktik pemasungan yang masih dilakukan malah bisa memperparah kondisi tersebut.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk lebih aktif melapor jika menemukan ODGJ di lingkungan sekitar.

“Semakin cepat dilaporkan, semakin cepat kami bisa membantu,” imbaunya.

Sementara jumlah ODGJ di Kalimantan Selatan semakin memprihatinkan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebut ada 0,14 persen warga Banua yang menderita gangguan jiwa.

Editor: Puja Mandela

Author