INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Sepanjang Januari hingga Oktober 2024, sebanyak 937 pekerja di Kalimantan Selatan terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
Data dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kalsel menunjukkan sektor pertambangan menjadi penyumbang terbesar, dengan total 479 pekerja terkena PHK, disusul sektor perdagangan, jasa, dan investasi sebanyak 324 pekerja.
PHK Berdampak di Berbagai Sektor
Selain sektor utama tersebut, beberapa sektor lain yang terkena dampak antara lain:
- Pertanian/Perikanan: 47 pekerja
- Industri dan Industri Dasar Kimia: 14 pekerja
- Keuangan: 14 pekerja
- Infrastruktur Utilitas dan Transportasi: 7 pekerja
- Sektor lainnya: 50 pekerja
PHK dalam jumlah besar ini menambah beban tingkat pengangguran di Kalsel. Saat ini, terdapat 17.810 pencari kerja di provinsi tersebut, dengan Tabalong menjadi kabupaten dengan jumlah pencari kerja terbanyak (3.911 orang), diikuti oleh Tapin (1.776 orang), Balangan (1.669 orang), dan Banjarmasin (1.658 orang).
Dominasi Pencari Kerja Lulusan SMA/SMK
Mayoritas pencari kerja di Kalsel adalah lulusan SMA/SMK, yang mencapai 12.648 orang. Lulusan SMP menyusul sebanyak 2.314 orang, sedangkan lulusan sarjana tercatat sebanyak 1.838 orang.
Upaya Disnakertrans Kalsel
Kepala Bidang Hubungan Industri Disnakertrans Kalsel, Muzalifah, menegaskan bahwa pihaknya terus berupaya membantu pekerja terdampak melalui berbagai program pelatihan dan pendampingan.
“Kami siap melayani jika ada laporan terkait PHK dan membantu para pekerja melalui pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) untuk meningkatkan keterampilan atau mempelajari keahlian baru sesuai minat,” ungkap Muzalifah.
Selain itu, pemerintah daerah berharap para korban PHK dapat memanfaatkan pelatihan tersebut untuk meningkatkan daya saing di tengah tantangan ekonomi yang semakin sulit.
Kondisi ini menunjukkan perlunya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk menciptakan solusi jangka panjang guna menekan angka pengangguran di Kalimantan Selatan.