INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Dari SMS berisi hadiah uang, telepon mendesak transfer dana, sampai kabar simpang siur yang cepat menyebar dari mulut ke mulut.
Itulah jebakan hoaks dan penipuan online yang kerap mengincar para ibu rumah tangga, terutama kelompok usia 45 tahun ke atas paling rentan jadi korban.
Fenomena ini yang coba diubah oleh Cut Chairunissa Zalfa, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kelompok 5 Ilmu Komunikasi FISIP ULM angkatan 2022.
Ia bersama tim menggelar penyuluhan di Desa Tamban Sari Baru, Kecamatan Tamban, Kabupaten Barito Kuala, Jumat (15/8/2025), diikuti 36 anggota kelompok pengajian desa.
Cut membuka materi dengan data dari Kementerian Komunikasi dan Digital RI yang menyebut 30–60 persen masyarakat Indonesia sudah terpapar hoaks.
“Secara tidak sadar masyarakat desa juga merasakan dampak dari kecepatan perkembangan teknologi yang semakin canggih, begitu pula dengan risiko mengalami kejahatan di dunia online,” kata Cut Chairunissa kepada Interaksi.co, belum lama tadi.
Baca juga: Warga Tamban Sari Baru Belum Punya TPS, Mahasiswa KKN ULM Turun Edukasi Pengelolaan Sampah
Baca juga: Bangunan Tak Berpenghuni di Jalan Pegadaian Hangus Terbakar
Ia menekankan, perempuan di Tamban Sari Baru perlu lebih waspada. Niat menyebarkan informasi bisa saja berbalik jadi bumerang, baik sebagai penyebar hoaks maupun korban penipuan online.
Edukasi, katanya, penting agar masyarakat bisa memilah informasi sekaligus menjaga data pribadi dari incaran pelaku kejahatan digital.
Materi penyuluhan juga menjangkau ciri-ciri hoaks, modus penipuan online, potensi bahayanya, hingga langkah pencegahan.
“Misalnya saat ibu mendapatkan telepon meminta transfer sejumlah uang, atau ada berita dari mulut ke mulut yang kurang masuk akal. Itu juga termasuk penipuan dan hoaks,” ujarnya.
Para peserta pun antusias berbagi pengalaman. Ada yang pernah menerima pesan berisi hadiah uang, bahkan hampir tertipu karena diminta data pribadi oleh seseorang yang mengaku sales bank.
Cut kembali mengingatkan, “Jangan memberikan informasi dan data pribadi ke orang tidak dikenal,” tegasnya.
Dirinya berharap, penyuluhan ini bisa memberi dampak nyata bagi warga.
“Semoga masyarakat Tamban Sari Baru menjadi lebih bijak ketika mendapatkan berita dengan tidak langsung membagikannya, dan masyarakat lebih peduli terhadap keamanan data pribadi dan keluarga agar tidak menjadi korban penipuan online,” tandasnya.