INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Vivi Zubedi, istri Wali Kota Banjarbaru, Muhammad Aditya Mufti Ariffin, diserang isu liar atas tuduhan melakukan hal seenaknya terhadap karyawannya di bisnis fashion yang ia kelola.
Serangan beraroma politik jelang penetapan Aditya sebagai calon Wali Kota di Pilkada Banjarbaru 2024.
Isu ini diberitakan lebih dulu oleh salah satu media lokal hingga ditayangkan di konten akun sosial media di instagram. Vivi, istri Aditya, dituduh melakukan penahanan ijazah karyawan hingga memberikan gaji yang tidak sepadan.
Vivi sendiri telah memberikan klarifikasinya secara cerdas dan tepat. Isu bernada fitnah ini juga turut membuat gerak para karyawan Vivi Zubedi. Mereka bersuara keras dan lantang, menyatakan berita itu sebagai fitnah keji yang diarahkan kepada Vivi.
Berikut kata mereka yang berhasil didapat melalui tangkapan layar:
Shinta Dewi: aduin Bu ke Allah orang orang jahat ini, wayolo dapet ga seberapa diaduinnya ke jalur langit, tenang ya buu. Kita semua yang tau, bahkan pas covid pun gaji ga dipotong sama sekali, masyaallah makasih ibu.
Baby 123: hey mas yang paling sok tau, saya karyawan beliau! Gaji saya di atas UMR! Tidak ada ijazah yang ditahan! Saya sudah mau 5 tahun kerjasama beliau! @saifullah
Chaa marisza: saya 7 th di vz (Vivi Zubedii) alhamdulilah kami ga digaji di Awah UMR, bonus, omset, juga Alhamdulillah. Makmur, Bu Vivi boz paling baik yang pernah saya temui. Ibu pernah bilang kalau VZ makmur bu vii jga pengen karyawannya makmur semua
Disisi lain, bantahan keras juga datang dari Legal Lawyer Vivi Zubedi, Deni. Ia mengatakan pemberitaan yang beredar adalah hoax.
“Akun medsos yang disebutkan tak jelas dan tidak bisa dipercaya kepemilikannya. Dia bilang tidak sesuai UMR, UMR yang dimaksud berapa? Kalo memang ada slip gaji gapapa buktikan, nanti akan kita konfirmasi, kalau memang dia bekas pegawai atau pegawai VZ,” tegasnya.
Deni juga menyebut pihak manajemen karyawan bersama partner itu sifatnya friendraising, dimana tanggung jawab sepenuhnya di daerah, ketika memasuki wilayah pengaturan kepegawaian di partner.
“Partner kita itu tidak hanya friendraising dengan satu merk tapi juga dengan beberapa merk lain jadi memang itu tanggung jawab dia mengatur SDM sendiri-sendiri,” lanjutnya.
Deni juga blak-blakan bahwa media yang menyebar berita fitnah tersebut perlu dipertanyakan kredibilitasnya. Sebab ia sendiri bingung bagaimana bisa tulisan di kolom komentar Vivi Zubedi justru dianggap sebagai hasil konfirmasi dan dimuat di berita.
“Maaf aja itu komen di postingan medsos, saya ga percaya media di Kalimantan itu justru menerimanya sebagai sumber mengatasnamakan kita. Kalau ada fakta terus kami dibelok-belokkan gapapa. Tapi ini masalahnya, apa benar bekas karyawan atau memang bekerja kita juga gatau, orangnya pun ga jelas,” pungkasnya.
Isu ini seakan menjadi alarm pengingat bagaimana suhu politik di Pilkada Banjarbaru nampaknya semakin memanas. Momen ini menampakan adanya sebuah gerakan masif dalam menyudutkan salah satu paslon di Pilkada Banjarbaru jelang penetapan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarbaru oleh KPU pada Minggu 22 September 2024.
Sebelumnya, Aditya juga turut diserang isu liar terkait tuduhan akan meratakan kawasan Minggu Raya yang berada di pusat jantung kota. Padahal tak pernah sekalipun selama dirinya menjabat sebagai Walikota membuat kebijakan tersebut.