INTERAKSI.CO, Jakarta – Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Kadispersip) dari berbagai provinsi, Hj. Nurliani Dardie, disambut antusias saat menjadi salah satu narasumber dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Tahun 2024, di Jakarta, Kamis (18/7) malam.
Kegiatan itu dihadiri para penggiat literasi, pustakawan, hingga Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan dari berbagai provinsi di Kalsel.
Pada kesempatan itu, Bunda Nunung membawakan materi terkait Pengembangan Perpustakaan Khusus Disabilitas di Kalsel.
Di awal paparannya, ia mengungkap misi gubernur dan wakil gubernur yang memprioritaskan pembangunan sumber daya manusia yang punya kaitan erat dengannperpustakaan.
Kemudian Bunda Nunung juga menyinggung terkait dukungan pemerintah pusat dan daerah, mulai dari dasar peraturan dan dana alokasi, hingga pihaknya dapat membangun perpustakaan disabilitas.
“Pada tahun 2021 kita dapatkan Dana Alokasi Khusus dari pusat untuk membangun, dan tahun 2022 alhamdulillah sudah mulai operasional,” tutur Hj. Nurliani.
Walau pada masa itu sarana dan fasilitas masih sangat terbatas, tapi pihaknya tidak berdiam diri, hingga dapat menambah fasilitas dari dana tanggung jawab sosial perusahaan.
Selain itu, Dispersip Kalsel juga merekrut petugas dari teman disabilitas hingga dapat memaksimalkan layanan, termasuk melakukan sosialisasi dan pelatihan.
“Atas kegigihan kami dan dukungan dari Perpustakaan Nasional RI dan daerah, alhamdulilah pada tahun 2020 hingga 2022, Kalsel menjadi pemegang Indeks Pembangunan Literasi tertinggi se-Indonesia, dan dikunjungi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI. Mungkin pertama dalam sejarah sebuah perpustakaan daerah dikunjungi beliau,” tuturnya yang disambut aplaus.
Bunda Nunung juga memberikan motivasi kepada semua peserta, dengan menyampaikan, bahwa ia yang tidak berlatar belakang perpustakaan, dapat berkarya di bidang perpustakaan, hingga menjadi kepala perpustakaan di tingkat kota sejak 2008 sebelum naik ke tingkat provinsi.
“Mungkin saya terlama, ya. Pernah enggak mendengar seseorang menduduki satu jabatan selama itu,” tanyanya yang kembali disambut dengan aplaus.
Hj. Nurliani juga menegaskan paparannya ini bukan bentuk promosi atau berbangga diri, tetapi sebagai motivasi, agar banyak daerah dapat gigih memperjuangkan bidang perpustakaan hingga memperoleh hasilnya.
“Saya juga penerima penghargaan Nugra Jasa Dharma Pustaloka Tahun 2021. Baru saya ya yang menerima itu sebagai seorang kepala dinas, karena biasanya pejabat publik seperti gubermur atau bupati/walikota yang mendapatkannya,” beber Bunda Nunung.
Salah satu peserta yang bersemangat mendengarkan paparan ini adalah Kadispersip Provinsi Bengkulu H. Meri Sasdi, yang sempat mengajukan pertanyaan hingga memberikan apresiasi di sesi dialog.
“Ibu 16 tahun jadi kadis ya, saya baru 6 tahun, Bu, saya melihat ibu sebagai sosok yang luar biasa, sehingga membuat saya semakin semangat. Sebelumnya saya mau dipindah, tapi saya tidak mau, karena ingat ibu,” tutupnya.
Di kesempatan ini, turut menyampaikan materi adalah Kepala Perpustakaan Universitas Multimedia Nusantara Orisa Mahardhini, S.Sos., M.Hum., yang juga disambut antusias peserta.