INTERAKSI.CO, Jakarta – Pasar keuangan global kembali bergolak setelah Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengumumkan kebijakan tarif impor baru pada 2 April 2025.

Dampaknya langsung terasa—indeks saham dunia berguguran, termasuk S&P 500 yang mencatatkan penurunan harian terburuk sejak pandemi Covid-19.

Saham-saham raksasa seperti Apple, Nike, dan Target terjun bebas lebih dari 9 persen, sementara pasar Asia-Pasifik juga ikut melemah di hari-hari berikutnya.

Tak butuh waktu lama, China pun merespons dengan kebijakan retaliasi tarif pada 4 April. Ketegangan dua kekuatan ekonomi terbesar dunia ini pun menambah tekanan pada pasar global, termasuk Indonesia.

Baca juga: Libur Panjang Lebaran, Perdagangan Saham di BEI Baru Dibuka 8 April 2025

Bank Indonesia (BI) pun bersikap sigap. Melalui siaran pers pada Sabtu (5/4), Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menegaskan bahwa pihaknya terus memantau dinamika pasar keuangan, baik global maupun domestik, sebagai respons atas ketidakpastian yang muncul dari eskalasi tarif dagang tersebut.

“Bank Indonesia tetap berkomitmen menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Kami akan mengoptimalkan strategi triple intervention, mulai dari intervensi di pasar valas spot dan DNDF (Domestic Non-Deliverable Forward), hingga pembelian SBN di pasar sekunder,” jelas Ramdan.

Langkah tersebut bertujuan memastikan kecukupan likuiditas valuta asing, menjaga kebutuhan perbankan dan pelaku usaha, serta mempertahankan kepercayaan pasar terhadap stabilitas ekonomi nasional.

Di tengah tekanan global yang semakin kompleks, yield US Treasury pun ikut tertekan, jatuh ke titik terendah sejak Oktober 2024.

Situasi ini menambah tantangan bagi negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, yang kini harus lebih waspada terhadap potensi aliran modal keluar dan pelemahan mata uang.

Dengan kondisi yang terus berkembang, respons cepat dan adaptif dari otoritas keuangan menjadi kunci. Bank Indonesia pun menegaskan akan terus berada di garda depan untuk memastikan kestabilan ekonomi tetap terjaga di tengah turbulensi global.

Author