INTERAKSI.CO, Jakarta – PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST), pengelola gerai KFC di Indonesia, mencatat kerugian besar pada sembilan bulan pertama tahun 2024.

Berdasarkan laporan keuangan terbaru yang dirilis Kamis (7/11/2024), perusahaan ini mengalami kerugian bersih sebesar Rp558,75 miliar. Angka ini meningkat drastis dibandingkan kerugian pada periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai Rp152,42 miliar.

Kerugian besar ini dipicu oleh penurunan pendapatan hingga 22,3 persen, dari Rp4,62 triliun pada 2023 menjadi Rp3,59 triliun di tahun ini. Meski masih mampu meraih laba bruto sebesar Rp2,08 triliun, anjloknya pendapatan membuat kerugian usaha membengkak menjadi Rp585,34 miliar, naik lebih dari tiga kali lipat dibandingkan kerugian usaha sebesar Rp146,63 miliar di tahun sebelumnya.

Selain itu, kenaikan beban keuangan menjadi Rp61,18 miliar dan kerugian sebelum pajak yang tercatat sebesar Rp644,27 miliar semakin memperparah kondisi finansial perusahaan.

Dari sisi operasional, hingga 30 September 2024, KFC hanya mengoperasikan 715 gerai, turun dari 762 gerai pada akhir Desember 2023. Sepanjang tahun ini, perusahaan menutup 47 gerai, yang juga berdampak pada pengurangan jumlah karyawan sebanyak 2.274 orang. Saat ini, jumlah karyawan tercatat 13.715 orang, turun dari 15.989 pada akhir tahun lalu.

Menghadapi situasi ini, manajemen FAST sedang merumuskan sejumlah strategi untuk memulihkan kondisi keuangan. “Kami tengah mengkaji beberapa langkah korporasi yang mungkin akan segera diimplementasikan,” ungkap Corporate Secretary FAST, J Dalimin Juwono, dalam keterangan tertulis terkait volatilitas transaksi di Keterbukaan Informasi BEI, Kamis (7/11/2024).

Meski belum bersedia mengungkap detail rencana pemulihan, Juwono menegaskan bahwa setiap keputusan strategis akan diumumkan secara transparan kepada publik sesuai dengan regulasi yang berlaku. “Kami berkomitmen untuk tetap transparan dan mematuhi semua ketentuan yang ada,” tambahnya.

Author