INTERAKSI.CO, Batulicin – Senin, 4 September 2006, kompor yang berada di salah satu rumah makan di kawasan Pasar Pagatan meledak. Ledakan itu menyebabkan kebakaran besar. Salah satu yang terbesar sejak Kabupaten Tanah Bumbu berdiri.

“Setelah banjir besar, Pagatan kemudian dilanda kebakaran. Itu kejadiannya saat kami mau menikah,” kata Rosita, seorang pengajar di SMAN 1 Kusan Hilir.

Koresponden SCTV saat itu, Emer Sueb, melaporkan kebakaran tersebut menyebabkan empat ribu jiwa kehilangan tempat tinggal, 800 kios ludes, 350 rumah hangus, dan satu orang meninggal dunia. Kerugiannya diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.

Saat kejadian angin laut bertiup sangat kencang. Bangunan toko yang semuanya terbuat dari kayu mempercepat amukan si jago merah. Beberapa orang yang berupaya memadamkan api terluka. Situasi makin sulit karena pemerintah daerah belum memiliki armada pemadam kebakaran yang memadai.

Pada pukul 09.30, api padam dengan sendirinya setelah menghabiskan seluruh area pasar dan rumah.

“Saya juga masih ingat kejadian itu,” kata Erwin, warga Pagatan.

Usai kebakaran, warga sempat melakukan aksi unjuk rasa yang ditujukan kepada oknum warga yang diduga menjadi penyebab kebakaran. Mereka meminta si oknum bertanggung jawab.

Kemarahan warga nyaris tak terbendung. Sebab, di antara mereka ada yang ingin membakar ruko milik oknum warga tersebut. Namun, aksi itu segera dicegah warga lainnya.

Kebakaran tahun 1994

Mundur 12 tahun sebelumnya. Senin, 13 Oktober 1994, kebakaran dahsyat melanda kawasan Pasar Pagatan. Konon peristiwa ini jauh lebih dahsyat dibandingkan amukan api yang terjadi pada 2006.

Api mulai menyala ba’da zuhur. Situasi makin buruk karena kota Pagatan tidak memiliki mobil pemadam kebakaran. Maklum, saat itu Pagatan masih tergabung di wilayah Kabupaten Kotabaru yang berjarak sangat jauh. Orang-orang pun berupaya menyelamatkan barang berharga dan barang dagangan mereka semampunya.

Kobaran api baru padam pada malam hari, saat ratusan bangunan hanya tersisa puing-puing. Sebagai gambaran, api menjalar dari kawasan Pasar Pagatan, tepatnya di posisi kantor Bank Nasional Indonesia (BNI) di Jalan Ahmad Yani sampai Bioskop Harapan (sekarang Warung Bebek Sinjaya).

Bioskop Harapan (Sekarang Warung Bebek Sinjaya) ludes akibat kebakaran hebat yang melanda Pagatan pada 1994 silam. Foto-Puja Mandela

“Tahun 1994, di dekat Masjid Jami yang sekarang jadi Madrasah Aliyah sampai ke sebelah Jembatan Pagatan habis semua. Dulu ada pelabuhan peninggalan Belanda di sana, ludes!” kenang tokoh masyarakat Pagatan, Andi S. Jaya.

Kebakaran ini diduga disebabkan oleh oknum masyarakat yang mencuri listrik untuk men-charge aki. Karena jumlah aki terlalu banyak, dan ada aki yang tidak dicabut, lalu menyebabkan percikan api.

“Kobaran api di bangunan yang sekarang BNI itu sampai menyeberang jalan. Saya benar-benar menyaksikan api itu tiba-tiba sudah ada di seberang jalan. Saking panasnya,” kenang Husin, warga Pagatan yang dahulu pernah membuka kios di kawasan itu.

Penulis: Puja Mandela

Author