INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Tangan Barniah (59) bergerak perlahan, menata kue kering dan bunga-bunga rajutan di meja stan pameran. Senyumnya mengembang ketika ada pengunjung yang mampir. Dengan ramah ia menyapa dan menawarkan dagangannya ke lalu lalang pengunjung.

“Silakan dicoba, ini hasil buatan kami sendiri,” ujarnya dengan suara lembut.

Barniah merupakan salah satu penyandang disabilitas yang tergabung dalam organisasi Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kota Banjarmasin.

Baca juga: Nanang Galuh Cilik Jadi Ajang Tanamkan Budaya Banjar Sejak Kecil

Bersama teman-temannya, ia berkesempatan ikut serta dalam pameran “Bamara Fest” Kota Banjarmasin untuk menampilkan karya dan produk olahan mereka yang dimulai pada Sabtu (27/9) hingga Selasa (30/9) di halaman eks kantor Gubernur Kalimantan Selatan.

Dibandingkan dengan stan lainnya yang tergabung di pameran, stan dari PPDI ini sekilas tidak nampak berbeda. Sama-sama menampilkan produk unggulannya, mulai dari menjual bunga hasil dari rajutan, telur asin, akar pinang, dan keripik.

Namun, kisah dibaliknya, produk yang dihasilkan sarat akan cerita perjuangan, lahir dari ketekunan dan semangat pantang menyerah dari mereka meskipun menyandang keterbatasan. Hal ini turut dirasakan oleh Ernawati (50), yang merasa beruntung bisa tergabung dalam organisasi PPDI ini.

“Selain pelatihan dan mengolah produk seperti ini, kami juga sering mendengar cerita satu sama lain, saling dukung juga. Semangat jadinya terisi juga,” ujarnya.

Dirinya yang pernah menelan pil pahit karena kerap mendapat penolakan di lingkungannya, akhirnya merasa mendapatkan ruang aman dan nyaman. Hasilnya, kreatifitasnya dalam mengolah keripik membuahkan hasil dan bernilai ekonomi.

“Kadang saya juga ngajak teman-teman untuk belajar bersama bikin keripik atau ada ide lainnya,” sebutnya.

Di akhir, Barniah maupun Ernawati sama-sama mengungkapkan harapannya untuk bisa berpartisipasi dalam hal apapun di lingkungan masyarakat. Katanya, selama ini menjadi bagian tersisih tidaklah mengenakkan.

“Stan kami di pameran ini jadi bukti bahwa kami (penyandang disabilitas) ada dan masih bisa berkarya. Kami perlu dukungan dan kesempatan saja untuk terus berkarya,” tandasnya.

Author