INTERAKSI.CO, Batulicin – Pemandangan unik tersaji di Education Park, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Tanah Bumbu, Minggu (23/6/2024).

Jika biasanya kawasan ini diramaikan dengan event musik atau kuliner, kali ini yang digelar adalah Kontes Kambing.

Ya, ini benar-benar kambing. Hewan pemakan tumbuhan, berkaki empat yang suka mengembik, mengikuti sebuah kontes di ruang publik yang lokasinya berada di kawasan pusat kota.

Kontes Kambing digelar untuk memperingati Hari Bhayangkara ke-78. Event ini memperlombakan empat kategori: Ekstrem Jantan, Ekstrem Betina, Seni Jantan, dan Seni Betina.

Kontes ini menarik atensi peternak kambing di Banua. Selain karena antimainstream, total hadiah yang disiapkan Polres Tanah Bumbu sebagai penyelenggara acara juga menggiurkan. Nilainya mencapai Rp25 juta.

“Kontes Kambing ini sangat menarik. Ini tidak biasanya digelar di Tanah Bumbu. Kami memang sudah lama ingin kegiatan-kegiatan semacam ini langsung menyentuh ke masyarakat,” kata Bambang Sucipto dari Majelis Tani Tanah Bumbu, kepada interaksi.co, Minggu (23/6/2024).

Bentuk Perhatian pada Ketahanan Pangan

Tokoh masyarakat Satui itu melihat event ini tak hanya sebagai sebuah acara seremonial, tetapi lebih pada simbol ketahanan pangan daerah.

Ini juga sekaligus menjadi momentum untuk memberikan motivasi kepada para peternak yang disebut tak kunjung melahirkan generasi baru.

“Ke depan petani kita makin berkurang. Mindset orang ingin kerja di perusahaan atau jadi pegawai. Ini perlu perhatian agar ada keinginan untuk menanam dan beternak. Kalau kita survei, anak SMA nggak ada pikirannya ke sana. Apalagi anak kuliahan. Minatnya sangat kecil,” jelasnya.

Itu juga sejalan dengan pernyataan yang disampaikan Kapolres Tanah Bumbu, AKBP Arief Prasetya. Dia menyebut event ini sebagai apresiasi atas kontribusi peternak lokal.

“Kami berharap kontes ini dapat mendorong semangat peternak untuk meningkatkan kualitas kambing serta memberikan hiburan yang bermakna bagi masyarakat,” ungkapnya.

Uniknya, pihak yang menggelar event ini adalah Polres Tanah Bumbu, alih-alih pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan atau Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian. Namun, setidaknya, dia melihat sesuatu yang baik sudah dimulai, dan harus dilanjutkan.

“Masalah pangan adalah masalah keberlangsungan hidup. Selayaknya itu menjadi perhatian semua pihak. Dalam hal ini Polres Tanah Bumbu melakukan hal tersebut,” kata Bambang, melanjutkan.

Suprianto, salah satu peternak kambing asal Desa Manunggal, Kecamatan Karang Bintang. Foto-dok

Keberadaan Pasar Hewan Sudah Mendesak

Suprianto, peternak kambing asal Desa Manunggal, Kecamatan Karang Bintang, mengungkap problematika peternakan di Tanah Bumbu. Salah satunya karena tidak adanya pasar hewan.

Keberadaan pasar hewan, kata dia, akan jauh meningkatkan geliat ekonomi, khususnya jual beli hewan ternak. Para peternak pun akan makin termotivasi.

“Seharusnya pasar ternak itu segera diadakan. Ini adalah salah satu kendala peternak di Tanah Bumbu,” sebutnya.

Problem lainnya, kata Supri, yakni tidak adanya pakan ternak yang dijual untuk umum. Dia menyarankan agar limbah pabrik sawit dijual dengan harga terjangkau.

Bambang Sucipto pun setuju. Dia berpendapat keberadaan pasar hewan di Tanah Bumbu sudah cukup mendesak. Selain untuk meningkatkan kesejahteraan peternak, hal ini juga agar Bumi Bersujud memiliki kedaulatan pangan sendiri.

Penulis: Puja Mandela

Author