INTERAKSI.CO, Jakarta – Insiden di penerbangan kembali terjadi. Setidaknya dua maskapai tiba-tiba melaporkan pendaratan darurat, yakni Korean Air dan Malaysia Airlines.
Ini hanya terjadi selang beberapa hari saja. Insiden Korean Air melibatkan pesawat jenis Boeing 737 Max 8 sementara Malaysia Airlines menggunakan Airbus A330-200. Ada apa?
Korean Air
Pada Sabtu, 22 Juni lalu, masalah penerbangan menimpa Korean Airlines. Pesawat tersebut terjun dari ketinggian 26.900 kaki (7,6 km) hanya dalam waktu 15 menit dan mengakibatkan 17 penumpang dirawat di rumah sakit.
Akibat insiden ini, pesawat penerbangan Korean Air KE189 itu kemudian terpaksa dialihkan karena ada kerusakan pada pesawat. Diketahui pesawat itu sendiri merupakan Boeing 737 Max 8.
Mengutip kantor berita Yonhap, penerbangan KE189 berangkat dari Korea ke Taiwan pukul 16.45 waktu setempat dengan membawa 125 penumpang di dalamnya. Setelah terbang selama 50 menit, kesalahan pada sistem tekanan udara Boeing 737 Max 8 dilaporkan memicu alarm di dalam pesawat.
Akibatnya, pesawat turun dengan cepat 26.900 kaki hanya dalam waktu 15 menit. Hal ini juga terlihat di data pelacak penerbangan online Flightradar24, di mana kala itu, pesawat tengah terbang di atas pulau resor Jeju di Korsel.
Laporan Korea JoongAng Daily menyebut penerbangan itu pun akhirnya kembali ke Bandara Incheon karena keadaan darurat. Ini terjadi tiga jam setelah lepas landas atau sekitar 19.40 waktu setempat.
Ini bukan insiden pertama yang dialami maskapai tersebut tahun ini. Sebelumnya pesawat Korean Airlines bersentuhan dengan pesawat Cathay Pacific Airways di Bandara New Chitose di pulau Hokkaido di Jepang utara dan beruntung tidak ada korban luka.
Mengutip Associate Press (AP) Boeing 737 Max memiliki sejarah yang bermasalah. Max jatuh pada tahun 2018 di RI dan tahun 2019 di Ethiopia, menewaskan 346 orang.
Regulator AS, FAA dan regulator negara lainnya melarang terbang pesawat tersebut di seluruh dunia selama lebih dari satu setengah tahun. Meski demikian, saat ini pesawat kembali digunakan.
Namun kekhawatiran terhadap pesawat komersial itu terlaris perusahaan tersebut muncul kembali setelah panel pesawat 737 Max meledak saat penerbangan Alaska Airlines pada bulan Januari. Tidak ada seorang pun yang terluka serius dalam insiden tersebut.
Malaysia Airlines
Pada Selasa, 25 Juni 2024, terjadi masalah tekanan udara pada penerbangan Malaysia Airlines (MH780) yang terbang dari Bandara Internasional Kuala Lumpur tujuan Bandara Suvarnabhumi Bangkok.
Laporan awal dimuat AviationSource News menyebut pesawat berjenis Airbus A330-200 itu mengalami masalah tekanan udara pada pukul 17.59 waktu setempat, sehingga pesawat harus berbalik arah karena keadaan darurat.
Pesawat tersebut telah mencapai wilayah udara Thailand ketika dinyatakan dalam keadaan darurat. Kemudian pesawat menyesuaikan jalurnya menuju Kuala Lumpur.
“Pilot yang beroperasi memulai penurunan darurat meskipun ketinggian kabin tidak terlampaui dan masker oksigen penumpang tidak dipasang,” kata maskapai dalam penyataan dimuat Free Malaysia Today (FMT).
“Pesawat tetap stabil dan mendarat dengan selamat di KLIA pada pukul 20.18,” tambah maskapai itu.
Mengutip laporan Associated Press (AP), pesawat memutar balik hanya dua jam setelah berangkat. MH780 membawa 164 penumpang dan 12 awak.
Kamis lalu, penerbangan Malaysia Airlines MH199 dari Hyderabad, India, ke Kuala Lumpur juga harus kembali ke Hyderabad setelah kerusakan mesin menyebabkan percikan api keluar dari pesawat. Pesawat mendarat di Bandara Internasional Rajiv Gandhi pada pukul 03.21 waktu setempat, dan seluruh penumpang dan awak turun dengan selamat.
Sebenarnya pesawat Airbus tipe sama juga bermasalah Maret lalu, dalam penerbangan Qantas milik Australia. Sebuah insiden membuat salah satu mesin pesawat itu mengeluarkan bunyi ledakan keras saat hendak mendarat di Bandara Perth.
Insiden itu membuat salah satu mesinnya tidak dapat berfungsi. Namun pesawat berkode penerbangan QF 781 yang terbang dari Melbourne itu tetap dapat dikendalikan setelah penundaan ketibaan selama 52 menit.
Pesawat dapat mendarat dengan selamat. Tidak ada penumpang yang terluka.