INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Arry Risfansyah meniup anak sumpit ke sasarannya. Itu menjadi momen dibukanya Lomba Sumpit Tradisional di kawasan Museum Waja Sampai Kaputing, Minggu (18/5/2025) pagi.

Arry Risfansyah, yang juga Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, mengatakan lomba ini digelar sebagai bagian dari peringatan perjuangan pahlawan dalam revolusi fisik di Kalimantan Selatan.

Sumpit tradisional, kata dia, merupakan salah satu senjata yang digunakan para pejuang dalam pertempuran tersebut.

“Perjuangan ini tepat pada 17 Mei 1949, sehingga kita peringati hari ini. Kami juga sangat mengharapkan kepada peserta lomba, semoga apa yang kami laksanakan bermanfaat dan melestarikan budaya kita, sumpit tradisional Kalimantan,” kata Arry saat membuka lomba.

Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Arry Risfansyah membuka secara simbolis lomba sumpit tradisional. Foto: Interaksi.co/Rezaldi

Baca juga: Titian Kampung Hijau Miring, Wali Kota Banjarmasin Beri Tanggapan

Lomba ini diikuti 100 peserta yang akan memperebutkan total hadiah Rp37 juta.

Ketua Dewan Juri, Roy Ahmad, menyampaikan lomba sumpit ini terbagi menjadi dua kategori dengan ketentuan jarak tembak untuk putra 20 meter, dan untuk putri 15 meter.

Sebagai informasi, lomba sumpit tradisional ini diikuti oleh peserta dari berbagai daerah di Kalimantan. Kalimantan Selatan diwakili oleh Banjarmasin, Martapura, Banjar, Tapin, Balangan, Barito Kuala, Hulu Sungai Selatan, dan Kotabaru.

Sementara itu, dari Kalimantan Tengah hadir dari Kapuas, Palangka Raya, Lamandau, Barito Selatan, Barito Utara, Kuala Kurun, dan Pulang Pisau, serta Kalimantan Barat diwakili oleh peserta dari Putussibau.

Author