INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Perayaan 15 tahun Badan Pengurus Kota (BPK) Oi Banjarmasin, Sabtu (14/12/2024) malam, menjadi momen silaturahmi yang tak hanya musikal, tetapi juga penuh kehangatan.
Dengan tema “Kita Bisa Karena Bersama”, acara ini menjadi perayaan yang sentimentil. Hujan yang turun malam itu tidak menghalangi dentuman musik yang mulai menggetarkan udara selepas Isya.
Oi Banjarmasin Band membuka panggung dengan serangkaian nomor klasik yang seolah menjadi mantera nostalgia: “Ujung Aspal Pondok Gede”, “Oh Ya”, hingga “Balada Orang-Orang Pedalaman” membuat penonton mulai panas.
Baca juga: Oi Banjarmasin Siap Gelar Hari Jadi ke-15, Sejumlah Komunitas Ikut Meramaikan
Di barisan kursi penonton, hadir perwakilan dari Badan Pengurus Pusat Oi, Abdul Ghofar, penasihat Oi Banjarmasin, H. Luthfi Syaifudin, Ketua Badan Pengurus Wilayah Oi Kalsel, Herry Murdy Hermawan, Ketua Oi Banjarmasin, M. Yunani, dan sejumlah komunitas lain yang ikut mendukung acara.
Ada pula sejumlah perwakilan dari Oi Banjarbaru, Oi Martapura, Oi Tanah Bumbu, Oi Barabai, dan Oi Pelaihari. Menurut Ketua Oi Banjarmasin, M. Yunani, kegiatan ini sekaligus sebagai langkah konsolidasi untuk mengaktifkan kembali BPW Oi Kalsel.
Sementara itu, di atas panggung, komunitas Cacatuk hadir dengan energi khas mereka, sebelum Kalsel Opera mengambil alih stage. Dengan aransemen power metal yang penuh adrenalin, band ini mengguncang suasana lewat tiga lagu, salah satunya “Sarjana Muda” yang dibalut riff gitar menghentak—sebuah penghormatan unik untuk sang legenda.
Malam terus berjalan dengan Tommy Fals & SC Band membawa hits seperti “Sumbang” dan “Bongkar”, yang mengajak penonton bernyanyi sekeras-kerasnya. Tak mau ketinggalan, Oi Banjarbaru-Martapura, di bawah pimpinan Agus Sysmanto, melantunkan “Mata Hati” dan “Untuk Yani”, menyentuh sisi emosional para penonton.
Momentum emosional berikutnya datang ketika Puja Mandela dari Oi Tanah Bumbu memainkan “Ikrar” dengan penuh penghayatan. Ia kemudian memperkenalkan Arif Rahman, salah satu pendiri Oi Tanah Bumbu sekaligus seniman Mamanda Kalimantan Selatan, yang menyanyikan “Kebaya Merah” dari Swami II.
Puncak malam itu, menjelang pukul sebelas, seluruh perwakilan Oi Kalimantan Selatan bergabung di atas panggung bersama Oi Banjarmasin Band, menutup perayaan dengan lagu “Di Bawah Tiang Bendera”.
Tidak hanya soal musik, acara ini juga menjadi pesta merchandise. Kaos, hoodie, hingga mug dengan tema Iwan Fals memenuhi meja pameran. Ada pula sesi lelang kaos bertanda tangan Iwan Fals yang laku terjual hingga Rp850 ribu.
Di bawah payung persaudaraan, 15 tahun perjalanan Oi Banjarmasin membuktikan bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat menyatukan siapa saja. Sebuah malam epik yang tak hanya merayakan lagu-lagu Iwan Fals, tetapi juga kekuatan kolektif dari komunitas yang saling mendukung. Seperti tema besar yang mereka usung malam itu: Kita Bisa Karena Bersama.