INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Guna mengurai kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Bundaran Simpang Empat, Pemkot Banjarbaru tengah mematangkan rencana pembangunan jalan layang (flyover).

Flyover tersebut direncanakan membentang dari arah Martapura menuju Kota Banjarbaru dan Kota Banjarmasin.

Rencana ini telah masuk tahap serius, bahkan proposal perencanaannya sudah disampaikan langsung ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kepala Bidang (Kabid) Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Banjarbaru, Adi Maulana, mengungkapkan bahwa pengajuan proposal dilakukan melalui Wali Kota Banjarbaru yang bertemu langsung dengan Menteri PUPR.

“Kami diminta membuat proposal, sudah kami siapkan dan diserahkan oleh Ibu Wali Kota saat bertemu Pak Menteri. Mudah-mudahan ada tindak lanjut dari pusat setelah proposal itu disampaikan,” ujarnya, Jumat (17/10).

Menurut Adi, kajian pembangunan flyover ini berawal dari upaya pemerintah untuk mengurai titik-titik rawan kemacetan di wilayah Kota Banjarbaru.

Baca juga: Progres Pembangunan Trotoar Taman Van Der Pijl Banjarbaru Capai 62 Persen

Dari hasil feasibility study management yang dilakukan, Bundaran Simpang Empat menjadi lokasi dengan tingkat kepadatan lalu lintas tertinggi.

“Kami mencari opsi penanganan terbaik. Beberapa alternatif sudah dicoba, mulai dari pemasangan lampu lalu lintas, pelebaran jalan, hingga penanganan tidak sebidang. Dari hasil simulasi, solusi paling efektif adalah pembangunan flyover,” jelasnya.

Dalam kajian tersebut, tim sempat mempertimbangkan tiga alternatif penanganan, yaitu, Flyover dari Martapura ke Banjarbaru, Flyover dari Martapura ke Cempaka, dan Flyover dari Sungai Ulin ke Banjarbaru.

Dari ketiga opsi tersebut, hasil analisis menunjukkan bahwa jalur Martapura–Banjarbaru menjadi pilihan terbaik. Selain memberikan dampak paling signifikan dalam mengurangi kemacetan, opsi ini juga dinilai paling efisien dari sisi biaya.

“Kinerja jalan paling meningkat dengan flyover Martapura–Banjarbaru. Walaupun tiga-tiganya membaik, tapi yang paling optimal dan ekonomis adalah jalur tersebut,” ungkapnya.

Adi menambahkan, rencana yang tertuang dalam proposal sudah mencakup Detail Engineering Design (DED) atau pra-desain struktur flyover. Berdasarkan hasil kajian, pembangunan flyover ini dinilai layak (feasible) dari berbagai aspek — teknis, ekonomi, dan lingkungan.

“Kalau dari kami, pra-desainnya masih sederhana, hanya lintasan minimalis dari Martapura ke Banjarbaru. Tapi kalau nanti Kementerian ingin membuat versi yang lebih besar atau estetik, kami tentu sangat terbuka,” pungkasnya.

Sebagai informasi, apabila disetujui, flyover Bundaran Simpang Empat akan menjadi infrastruktur pertama di Banjarbaru yang dibangun tidak sebidang, sekaligus menjadi solusi permanen mengurai kemacetan di salah satu simpul utama arus lalu lintas di Kalimantan Selatan.

Author