INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Menjelang perayaan Cap Go Meh 2025, suasana di Kelenteng Karta Raharja, Jalan Niaga Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, makin ramai.
Umat Tri Dharma mulai berdatangan untuk melaksanakan sembahyang, membawa doa dan harapan di malam ke-15 yang menjadi penutup perayaan Imlek tahun 2576 Kongzilli.
Tahun ini, perayaan semakin istimewa karena kelenteng yang telah berdiri selama seabad akan menggelar berbagai rangkaian acara.
Pengurus Kelenteng Karta Raharja, Chitra Suryapandi, menjelaskan malam ini akan diisi dengan sembahyang bersama serta peresmian gapura yang menjadi simbol keberkahan.
“Malam ini peresmian gapura dan sembahyang bersama menyambut Cap Go Meh,” ujar Chitra kepada Interaksidotco, Selasa (11/2/2025).

Gapura baru yang berdiri megah tepat di depan pintu masuk kelenteng ini memiliki keunikan dan sarat akan makna.
Ukiran dan arsitekturnya merupakan perpaduan budaya Tionghoa dan Dayak, mencerminkan akulturasi yang telah berlangsung sejak lama di Kota Seribu Sungai.
Baca juga: Khidmatnya Malam Puncak Imlek 2576 di Klenteng Karta Raharja
Gapura ini memiliki dua sisi yang berbeda. Bagian yang menghadap ke jalan bertuliskan bahasa Indonesia, sementara sisi yang menghadap ke dalam kelenteng tertulis dalam Hanzi Mandarin.
Chitra, kata dia, makna tulisan Mandarin tersebut adalah doa dan harapan agar Tuhan melimpahkan rezeki kepada manusia.
“Filosofinya berharap umat yang datang semuanya dilimpahkan rezeki. Jadi dengan sembahyang, umat diharapkan mendapat kehidupan yang lebih baik,” tambah Chitra.

Selain peresmian gapura, perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Karta Raharja juga akan diramaikan dengan tradisi makan bersama Lontong Cap Go Meh.
Chitra menjelaskan lontong dipilih karena merupakan hasil asimilasi budaya Tionghoa dan Indonesia.
Pihaknya terinspirasi dari perayaan Cap Go Meh di Kelenteng Sam Poo Kong, Semarang.
“Dulu di daerah Semarang, setiap perayaan Cap Go Meh makan lontong bersama, makanya lalu dikenal Lontong Cap Go Meh, lalu lengket menyebar ke seluruh Indonesia,” jelasnya.
Tak hanya itu, dalam rangka merayakan usia ke-100, pengurus kelenteng juga berencana mengadakan kegiatan bakti sosial.
Pihaknya akan mendata lokasi-lokasi yang membutuhkan, seperti panti asuhan dan panti jompo, untuk memastikan bantuan yang disalurkan tepat sasaran.
“Rencananya mau bakti sosial, tapi tidak menentu waktunya. Kita data dulu tempat-tempat yang ingin dijadikan bakti sosial, kaya panti asuhan dan panti jompo,” tutup Chitra.