INTERAKSI.CO, Tapin – Dinas Pariwisata Kalimantan Selatan kembali menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Storytelling Destinasi Pariwisata.
Setelah sebelumnya menyasar Pokdarwis di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, kali ini giliran Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari Kabupaten Tapin yang mendapatkan pelatihan langsung terkait teknik dan pemahaman storytelling.
Kegiatan berlangsung di Three FA Cafe, Kabupaten Tapin, pada Selasa (15/7/2025).
Acara dibuka dengan sesi diskusi panel yang menghadirkan Kabid Pengembangan Destinasi Pariwisata Dispar Kalsel, Mugeni, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat Wisata, Musrefinah Lediya, serta Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Tapin.

Baca juga: Cari Info Wisata Kalsel? Cukup Lewat Aplikasi SIDAPAKASE
Baca juga: Tour de Loksado 2025, Ajang Promosi Geopark Meratus ke Kancah Nasional
Setelah diskusi, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi dari dua narasumber: Novyandi Saputra, akademisi Universitas Lambung Mangkurat, dan Bayu Bastari Setiawan, pegiat teater Kalimantan Selatan yang juga pernah meraih juara 3 Nanang Galuh tingkat Provinsi Kalsel tahun 2012.
Dalam bimtek ini, peserta diajak memahami storytelling sebagai strategi promosi dan branding destinasi wisata. Materi disampaikan secara interaktif, dilengkapi dengan praktik langsung melalui sesi workshop bercerita.
Sesi pertama dibawakan oleh Novyandi. Ia menekankan pentingnya menggali cerita dan makna di balik setiap destinasi.
“Cerita warga Pipitak Jaya, Air Terjun Mandin, atau musik panting di Parigi, semua bisa menjadi pengalaman wisata yang dikenang,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kabupaten Tapin memiliki beragam potensi wisata seperti Air Terjun Hangui, Goa Batu Hapu, Danau Hatiwin, hingga Bendungan Tapin. Semua itu bisa diperkuat dengan narasi yang menggugah.
“Tren global pariwisata berkembang ke arah wisata berbasis pengalaman dan keberlanjutan. Wisatawan tidak lagi hanya mencari destinasi yang indah, tetapi juga ingin terlibat secara emosional, kultural, dan ekologis,” jelas Novyandi.
Sesi berikutnya diisi oleh Bayu Bastari yang membawakan materi workshop teknik bercerita. Ia menyampaikan bahwa storytelling menjadi kunci dalam memperkenalkan wisata lokal.
“Sebagai Pokdarwis, kita harus bisa menarik hati wisatawan memberikan pengalaman, menggali cerita, hingga menjadikannya nilai jual. Jangan hanya mengandalkan storytelling, tetapi juga pilih media yang tepat untuk menyampaikan cerita,” katanya.
Kegiatan ini diikuti oleh belasan Pokdarwis dari berbagai wilayah di Kabupaten Tapin. Selain menerima materi teori, para peserta juga berlatih langsung untuk menyampaikan cerita tentang potensi wisata di daerah masing-masing.