INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Protonema adalah band asal Bandung yang terbentuk pada tahun 1989. Band ini awalnya dibentuk oleh Doddy (bass), Gun Gun (keyboard), Didiet (drum), dan Sidik (gitar), teman-teman satu sekolah di SMA 10 Bandung.
Nama “Protonema” diambil dari istilah biologi yang berarti tunas lumut, dengan harapan musik mereka dapat tumbuh dan diterima luas seperti lumut yang mudah berkembang di berbagai tempat.
Awal Pembentukan (1989–1992)
Protonema memulai perjalanan mereka dari panggung pentas seni sekolah di Bandung. Di masa-masa awal, mereka belum memiliki vokalis dan keyboardis tetap hingga akhirnya menemukan Ozie, yang kemudian mengisi posisi vokal dan perkusi.

Namun, setelah lulus SMA, Protonema sempat vakum karena para personel fokus pada pendidikan. Doddy melanjutkan sekolah di STAN di Jakarta dan posisinya digantikan oleh Lusman pada tahun 1991.
Perubahan signifikan terjadi ketika Protonema bertemu dengan Micko, mantan personel Java Jive, yang bergabung sebagai vokalis. Kehadiran Micko membawa semangat baru bagi band ini untuk lebih serius menekuni musik.
Mereka kemudian rutin tampil di kafe-kafe ternama di Bandung, seperti Bumi Sangkuriang, O’Hara, dan Tavern Fame, hingga menjadi home band di Radio OZ Bandung dan Radio Ardan.
Kesuksesan Awal (1993–1995)
Protonema mulai merambah Jakarta dan mendapat kontrak dari Hard Rock Cafe untuk tampil dalam acara mingguan Sunday Special serta tampil di Hard Rock Cafe Bali.
Selama periode ini, mereka semakin dikenal di berbagai pensi dan acara radio bergengsi.
Namun, kesibukan pendidikan kembali menjadi tantangan. Gun Gun dan Ozie mengundurkan diri pada tahun 1994.
Micko kemudian mengalami kecelakaan yang membuatnya harus beristirahat total, sehingga posisi vokalis sementara diisi oleh Ian.
Puncak Kesuksesan (1996–1999)
Setelah Micko pulih, Protonema mulai membuat demo lagu yang diterima oleh label Aquarius. Dengan single andalan Kiranya, mereka melakukan tur promosi intensif. Kesuksesan mereka semakin besar setelah terlibat dalam acara Pesta Pelajar HAI dan ANTV pada 1996.
Pada April 1996, Protonema merilis album kedua berjudul November dengan single populer seperti Rinduku Adinda, Terlalu Cinta, dan Seluruh Hati.
Album ini menandai usia lima tahun mereka dan menonjol dalam segi aransemen serta pemilihan sound.
Namun, konflik internal mulai muncul. Micko memutuskan mundur di tengah popularitas mereka. Setelah audisi mencari vokalis baru, akhirnya Ian kembali menggantikan posisi Micko.
Meredup dan Vakum (2000–sekarang)
Pada tahun 2000, Protonema merilis album ketiga Pilihan Pertama dengan Ian sebagai vokalis. Sayangnya, album ini gagal di pasaran, dan popularitas Protonema mulai meredup. Band ini memutuskan vakum dalam waktu lama.
Duka menyelimuti Protonema pada tahun 2008 ketika Micko, mantan vokalis mereka, meninggal akibat serangan jantung. Hingga kini, belum ada tanda-tanda Protonema akan kembali meramaikan dunia musik Indonesia.
Meski kini vakum, Protonema meninggalkan jejak penting di kancah musik rock Indonesia. Lagu-lagu mereka tetap dikenang sebagai bagian dari era kejayaan musik band tanah air pada 1990-an.