INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Sebanyak 50 peserta mengikuti Pelatihan Tata Iringan Pertunjukan Tari dan Teater Berbasis Musik Tradisi Banjar, Sabtu (13/9/2025).

Peserta terdiri dari seniman muda, mahasiswa, dan pegiat seni yang tergabung di Sanggar Bahana Antasari Banjarmasin. Acara berlangsung di Panggung Rampa Taman Budaya Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) oleh Dosen Pendidikan Seni Pertunjukan yaitu Novyandi Saputra, M. Budi Zakia Sani, Sumasno Hadi dan Edlin Y Nugraheni dibantu oleh Mahasiswa Pendidikan Seni Pertunjukan Husni Arifinin dan Arminah.

Ini merupakan program dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Lambung Mangkurat. Tujuannya adalah memperkuat kapasitas seniman lokal dalam menyusun tata iringan pertunjukan tari dan teater, dengan menitikberatkan pada kekayaan musik tradisi Banjar.

“Dalam beberapa dekade terakhir, terjadi penurunan kapasitas generasi muda dalam memahami dan menyusun tata iringan pertunjukan berbasis lokal. Pelatihan ini menjadi ruang penting untuk menjembatani pengetahuan tradisi dengan praktik kreatif generasi sekarang,” ungkap Ketua Tim PDWA jurusan Pendidikan Seni Pertunjukan FKIP ULM, Novyandi Saputra.

Selama dua hari, peserta mendapat materi teori dan praktik dari akademisi seni pertunjukan serta praktisi musik tradisi Banjar.

Mereka diajak memahami prinsip dasar struktur musik pengiring, hubungan gerak dan bunyi, hingga menyusun iringan untuk fragmen karya tari dan teater.

Kegiatan ini juga dilengkapi dengan produksi modul dan video pembelajaran sebagai luaran yang dapat dimanfaatkan lebih luas oleh komunitas seni.

Selain menghadirkan pelatihan intensif, kegiatan ini menekankan kolaborasi antara penari, aktor, dan pemusik untuk menciptakan tata iringan yang selaras secara dramaturgis.

Pasca kegiatan, peserta juga akan mendapatkan pendampingan daring selama satu bulan untuk mengembangkan karya iringan yang telah dirancang.

Program ini tidak hanya menjadi upaya pelestarian seni tradisi, tetapi juga sejalan dengan semangat bagaiaman kampus berdampak terhadap Masyarakat lebih luas, sertanya adanya pelibatan mahasiswa dalam proses pendampingan, dokumentasi, hingga pengorganisasian program.

Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan terbentuk ekosistem pembelajaran berkelanjutan dalam bidang seni pertunjukan di Kalimantan Selatan, sekaligus memperkuat posisi musik tradisi Banjar sebagai identitas kultural yang relevan dengan zaman.

Author