INTERAKSI.CO, Berlin — Startup bioteknologi asal Jerman, Tomorrow Bio, menghadirkan layanan unik dan kontroversial: pengawetan tubuh manusia setelah kematian.

Hal ini bertujuan untuk menghidupkan kembali orang tersebut di masa depan ketika teknologi medis telah cukup maju.

Layanan ini dikenal dalam dunia kedokteran sebagai kriopreservasi, yakni metode mengawetkan tubuh manusia dengan mendinginkannya hingga suhu -196 derajat Celsius. Proses ini dilakukan setelah kematian dinyatakan secara medis oleh profesional kesehatan.

Baca juga: Apple Uji Fitur Scrolling dengan Mata di Vision Pro

Setelah proses pendinginan, tubuh akan ditempatkan di dalam pod khusus, lalu dimasukkan ke dalam tabung kriogenik berisi nitrogen cair.

Menariknya, penyimpanan ini tidak membutuhkan listrik, hanya perlu pengisian nitrogen secara berkala untuk mempertahankan suhu ekstrem tersebut.

Tujuan dari kriopreservasi ini bukan sekadar pengawetan, melainkan memberi kesempatan bagi pasien untuk “menunggu” masa depan, hingga penyakit penyebab kematiannya bisa disembuhkan dan tubuhnya dihidupkan kembali.

“Seiring dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang biologi, para ilmuwan menyadari bahwa penyakit dan penuaan bukanlah hal yang tak terelakkan, melainkan tantangan yang bisa dipecahkan oleh sains,” tulis Tomorrow Bio di laman resminya.

Baca juga: Tidur Berkualitas Kunci Pertumbuhan Anak: Ini Penjelasan Dokter Spesialis Anak

Hingga kini, Tomorrow Bio telah berhasil mengawetkan enam tubuh manusia dan lima hewan peliharaan. Minat terhadap layanan ini pun terus meningkat — lebih dari 650 orang telah mendaftar untuk menjalani kriopreservasi saat mereka meninggal kelak.

Perusahaan ini juga menyediakan layanan darurat dan tim medis siaga di beberapa kota besar di Eropa, untuk memastikan tubuh pasien bisa segera diproses dalam waktu sesingkat mungkin setelah kematian.

Walau terdengar futuristik — bahkan menyerupai fiksi ilmiah — konsep kriopreservasi terus menarik perhatian ilmuwan dan masyarakat luas.

Para pendukungnya percaya bahwa suatu hari, teknologi akan memungkinkan manusia kembali hidup dari kematian, layaknya sistem “pause dan play” dalam tubuh manusia.

Namun, hingga saat ini, belum ada satu pun kasus berhasil di mana tubuh yang diawetkan dapat dihidupkan kembali. Dunia medis dan ilmiah masih memperdebatkan etika, kemungkinan teknis, dan harapan realistis dari teknologi ini.

Tomorrow Bio menghadirkan harapan baru bagi mereka yang menolak menyerah pada kematian.

Meski belum terbukti efektif, kriopreservasi menjadi simbol ambisi manusia untuk menantang batas waktu dan takdir biologis.

Author