INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Di tengah badai yang sedang melanda, Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Ahmad Alim Bachri, menyuarakan wacana nol rupiah untuk Uang Kuliah Tunggal (UKT) mahasiswa melalui program pertanian dan peternakan. Sejumlah pihak menilai wacana ini tidak realistis.

Padahal, Institut Pertanian Bogor saja, yang notabene punya teknologi pertanian lebih maju, masih belum bisa membuat UKT menjadi nol. Bukan saja tidak realistis, ucapan Alim Bachri itu juga dianggap terlalu muluk.

Dua tahun lalu, Ahmad Alim Bachri sudah menjadi bahan pembicaraan warga kampus. Penyebabnya, dia berbicara tentang usaha ternak sapi yang keuntungannya akan digunakan untuk kemajuan universitas. Namun, seperti yang bisa dilihat hari ini, satu ekor sapi pun tak terlihat di ULM.

Sejumlah alumni dan mahasiswa aktif ULM langsung melontarkan kritik. Muhammad Iqbal Hisyam Qiroth, dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kemasyarakatan ULM 2019, menilai gagasan tersebut tak masuk akal.

“Kita menjalankan institusi pendidikan, bukan company. Menurut saya, ini lebih seperti gimik untuk mendapatkan simpati dan menarik mahasiswa baru, terutama di tengah akreditasi kampus masih di peringkat Baik,” ujar Iqbal kepada Interaksidotco, Kamis (9/1/2025).

ULM, kata dia, mestinya memprioritaskan untuk melakukan pembenahan pada struktur dan fungsi institusi, mengingat berbagai masalah yang muncul sepanjang tahun 2024 telah berdampak signifikan pada mahasiswa.

“Seyogyanya fokus ULM lebih ke ranah struktural dan fungsional dulu. Bayangkan berapa banyak birokrasi berbelit-belit di ULM. Belum lagi kesalahan fatal pada wisuda periode Maret dan Agustus akibat ketidaktelitian memasukkan nomor SK pada ijazah,” ungkapnya.

Di sisi lain, Zainal Abidin, dari FKIP 2019, berpendapat program ini bisa saja direalisasikan, tetapi seharusnya pihak kampus melakukan konsolidasi terlebih dahulu melalui Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan Mahasiswa (HIMA) sebelum menyampaikan wacana program ini kepada masyarakat luas.

“Seharusnya ada konsolidasi terlebih dahulu terkait program yang ingin dicanangkan. Karena UKT sangat menyangkut kehidupan mahasiswa. Jika rektor mendahului hasratnya tanpa mempertimbangkan pendapat mahasiswa, maka itu melanggar prinsip-prinsip dalam dunia pendidikan,” papar Zainal, kepada Interaksidotco, Kamis (9/1/2025).

Interaksidotco kemudian meminta tanggapan warga kampus lainnya terkait hal ini. Salma, dari FH 2023 menilai gagasan tersebut menarik dan memiliki potensi untuk diwujudkan. Namun, dia tidak melihat kebijakan itu bisa direalisasikan dalam waktu dekat.

”Karena mengandalkan penjualan kopi dan peternakan untuk membebaskan UKT, bukan hal yang mudah,” ucap Salma, kepada Interaksi.co, pada Kamis (9/1/2025).

Menurutnya, proyek dengan lahan kopi sebesar 10.000 hektare, membutuhkan modal besar untuk infrastruktur, mulai dari penanaman, pengelolaan hingga pemasaran. Dia menambahkan program ini harus direncanakan dengan matang, dimulai dari skala kecil.

“Gagasannya kreatif dan ada potensinya, tetapi perlu perencanaan yang matang, dimulai dari skala kecil untuk diuji coba. Kalau berharap UKT nol dari sini, rasanya belum realistis aja untuk sekarang,’’ pungkasnya.

Setelah geger kasus guru besar, dan belakangan klaster ULM turun dari Mandiri ke Madya, krisis di ULM makin bertambah setelah 100 dosen yang tergabung dalam Aliansi Dosen ASN Kemendikbudristek Saintek Seluruh Indonesia (Adaksi) menuntut pemerintah segera membayarkan tunjangan kinerja. Sejumlah pihak menduga hal ini juga terkait dengan tata kelola keuangan di ULM.

Ada pula yang menyebut bahwa sikap Rektor tak ubahnya seperti politisi yang sedang sibuk mempertahankan kursi hingga melupakan tugas dan kewajiban utamanya.

“Ini seperti kilatan-kilatan krisis menjelang suksesi Rektor ULM tahun depan. Dan Rektor sepertinya sibuk untuk mempertahankan kursinya dan lupa mikir ada krisis yang sedang melanda universitas,” kata warga kampus yang meminta namanya tidak dipublikasikan.

Rektor ULM Sampaikan Gagasan Nol Rupiah UKT

Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Ahmad Alim Bachri, sebelumnya menyampaikan gagasan nol rupiah UKT dalam acara “Sinergisitas Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan Bidang Peternakan” yang berlangsung di Aula Puspitek Agripeka, Fakultas Pertanian ULM, Desa Sungairiam, Kecamatan Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Rabu (8/1/2025).

Ahmad mengungkapkan rencana ini telah diajukan kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, dan memperoleh respons positif.

“ULM menjadi satu-satunya universitas di Indonesia yang sedang berusaha menuju nol rupiah UKT,’’ ucap Ahmad dalam sambutannya.

Ahmad menyampaikan Presiden RI memberikan dukungan penuh atas inisiatif tersebut dengan rencana menyediakan lahan seluas 10.000 hektare sebagai area integrasi pertanian. Lahan itu direncanakan untuk pengembangan peternakan, seperti sapi dan kambing, serta tanaman perkebunan, termasuk kopi.

Ahmad memaparkan lahan tersebut memiliki potensi untuk ditanami hingga dua juta pohon kopi. Jika setiap pohon menghasilkan dua kilogram, maka pada tahun pertama panen, jumlah yang dihasilkan bisa mencapai 40 juta kilogram. Saat ini, harga kopi per kilogram adalah Rp 95 ribu.

“Kita ambil harga Rp 50 ribu saja, maka hasilnya mencapai Rp 2 triliun. Jadi, sudah bisa dipastikan nol UKT terwujud,” jelasnya.

Penulis: Mohammad Rizky Rezaldi
Editor: Puja Mandela

Author