INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Rini Dwi Masmuda! Saat nama itu dipanggil oleh MC dalam pengumuman pemenang pertama Lomba Reportase Radio Cabang Karya Jurnalistik pada event Pekan Olahraga Wartawan Nasional (Porwanas) XIV Kalimantan Selatan, wanita kelahiran 22 Januari 1984 itu masih bergeming.

Rini yang berada kurang lebih 10 meter masih asyik ngobrol dengan wartawan asal Jawa Barat. Beberapa puluh detik kemudian, baru dia menyadari bahwa yang dipanggil ke depan venue adalah namanya. Dia lantas maju ke depan sembari menyapa rekan-rekannya yang bersorak-sorai dari kejauhan.

Rini tak pernah menyangka jika dirinya, lagi-lagi menjadi juara pertama, setelah tempo hari dia juga berhasil meraih poin tertinggi pada Sekolah Jurnalisme Indonesia angkatan IV tahun 2024 yang digelar di Banjarmasin.

Satu hari menjelang pengumuman, suasana batinnya naik turun. Terkadang dia optimis, tapi di waktu yang lain dia merasa pesimis. Apalagi rekan-rekannya selalu mengirimkan pesan di WhatsApp Grup yang menjatuhkan mentalnya.

“Ada teman yang mengirimkan pesan seperti ini, ‘juara tidak juara, ya, harus tetap menyala. Juara itu bonus kehidupan aja’,” kata Rini menirukan ucapan rekannya.

Ada juga yang bilang, “Bawa benyanyian aja,” katanya. “Buat saya itu semacam tanda-tanda kekalahan”. Rini pun hanya bisa menjawab dengan satu kata yang menjadi andalannya, “sabar!”.

Teman-teman Rini memang usil. Namun, di balik itu semua, rekan-rekannya sebenarnya punya optimisme yang besar pada kemampuan wanita penggemar mandai dan cokelat itu. Mereka yakin Rini akan meraih medali emas pada event tersebut.

Setelah naik ke ‘podium’ bersama pemenang kedua dan ketiga, Rini nampak gugup. Beberapa kali dia mencoba menenangkan degub jantungnya dengan mengatur napas secara perlahan. “Tak bisa berkata-kata,” kata Rini yang baru pertama kali mengikuti lomba di Porwanas.

Rini (tengah) dan rekannya berfoto bersama Ketua PWI Kalsel, Zainal Helmie. Foto-Puja Mandela

Sebelumnya, tak banyak persiapan yang dia lakukan. Dia merasa lomba itu hanya mengulangi apa yang dia kerjakan setiap hari sebagai reporter dan penyiar radio di Abdi Persada FM. Meski begitu Rini bukan tanpa upaya sama sekali.

Bersama PWI Kalsel, Rini mengikuti try out ke sejumlah media di Bali untuk belajar lebih dalam terkait reportase radio. Dia juga sempat mengunjungi RRI Banjarmasin. Dari situ kemampuannya untuk melakukan reportase makin terasah.

Baca juga: Rini Dwi Masmuda Blak-blakan: Radio, Jurnalisme, dan Kerinduan pada Sang Ayah

Baca juga: Menyambut Porwanas Kalsel: Tak Hanya Olahraga, Tapi Juga Promosi Wisata dan Budaya

Dalam event lomba reportase radio, Rini mengambil angle soal pembentangan kain sasirangan terpanjang dalam rangka pemecahan rekor MURI yang dikaitkan dengan keberadaan situs Geopark Meratus sembari mewawancarai sejumlah narasumber.

Di dalam rekaman 5 menit 32 detik, suaranya terdengar ngos-ngosan, karena dia harus berlari ke sana kemari mengejar momen unik sembari mencari narasumber. Alih-alih menggunakan alat rekam khusus, dia malah menggunakan aplikasi Android gratisan. Karakter vokalnya yang bulat pun terdengar sedikit cempreng. Tapi, kata Rini, itu sudah upaya maksimal yang bisa dia usahakan.

Akhirnya, malam penutupan Porwanas XIV Kalimantan Selatan yang digelar di Mahligai Pancasila Banjarmasin pada 26 Agustus 2024 tak hanya menjadi momen istimewa bagi Rini, tetapi juga bagi PWI Kalsel yang berhasil menjadi juara umum dengan perolehan 16 medali emas, 6 perak, dan 12 perunggu.

Ya, Porwanas tak sekadar ajang perlombaan. Ini merupakan bagian dari promosi wisata dan budaya Kalsel yang gongnya adalah untuk memperkenalkan Geopark Meratus kepada masyarakat dunia. Dan tentu saja ada hal lain yang menjadi esensi dari event ini. Ia bernama silaturahmi.

Penulis: Puja Mandela

Author