INTERAKSI.CO, Banjarbaru – The Beatles bagi dunia musik seperti Citizen Kane bagi dunia film—sebuah tolok ukur pengaruh yang hampir universal.

Seperti halnya para pembuat film yang tanpa sadar meminjam teknik inovatif Orson Welles, para musisi sering kali menyerap esensi The Beatles, bahkan tanpa menyadarinya.

Hal ini juga berlaku pada raksasa rock seperti Led Zeppelin. Ada masa saat Jimmy Page secara terbuka mengakui pengaruh The Beatles dalam pembuatan lagu “No Quarter.”

Ambisi Led Zeppelin melampaui sekadar kebangkitan blues. Seiring popularitas band meningkat, Jimmy Page membayangkan sebuah cakrawala yang lebih luas untuk musik rock.

Sementara band-band lain yang terinspirasi blues mengacu pada The Yardbirds, Zeppelin menjadi laboratorium eksperimen sonik bagi Page. Lagu seperti “The Battle of Evermore” memperkenalkan mistisisme yang terinspirasi dari musik folk, sementara “The Rain Song” menawarkan balada dengan penyetelan gitar yang unik. Zeppelin tidak hanya bertujuan untuk berinovasi, tetapi juga melampaui akar musik rock itu sendiri.

Pada pertengahan 1970-an, Zeppelin bisa dibilang telah melampaui The Beatles dalam membentuk gelombang baru rock. Album Physical Graffiti mereka mendefinisikan arah genre tersebut. Lagu seperti “Whole Lotta Love” dan “Kashmir” menjadi cetak biru bagi generasi berikutnya, pengaruhnya terdengar dalam banyak imitasi.

Namun, meskipun memimpin gelombang tersebut, karya Zeppelin kadang-kadang masih menunjukkan jejak pengaruh halus dari The Beatles.

Ambil contoh “No Quarter,” salah satu lagu Zeppelin yang paling suram. Meskipun berdiri sendiri sebagai pendahulu heavy metal, nuansa mencekamnya sebagian berasal dari trik produksi yang pertama kali dikuasai oleh The Beatles.

Dalam lagu mereka, “Rain,” The Beatles memperlambat rekaman pita, menciptakan suara yang lebih tebal dan mendalam. Drum Ringo Starr yang sudah kuat menjadi semakin berkuasa dalam kondisi ini.

Jimmy Page mengadopsi teknik serupa untuk “No Quarter,” menggunakan vari-speed untuk menurunkan seluruh trek sebanyak seperempat nada.

“Satu-satunya lagu yang saya ingat kami vari-speed adalah beberapa overdub di ‘Achilles Last Stand,’” Page pernah menjelaskan, “tetapi saya menerapkan vari-speed pada keseluruhan trek ‘No Quarter.’ Saya menurunkan seluruh lagu sebanyak seperempat nada karena itu membuat lagu terdengar jauh lebih tebal dan menyeramkan.”

Pilihan produksi ini memberikan “No Quarter” kualitas seperti gerakan lambat yang menakutkan, membedakannya dari rekan-rekannya yang berfokus pada blues.

Penyetelan nada yang sedikit melenceng menciptakan suasana disonansi yang tidak duniawi, mencerminkan keunggulan eksperimental dari “Rain.” Kedua lagu ini terasa seperti portal ke dimensi sonik lain, melampaui akar musik rock mereka.

Meskipun Led Zeppelin menciptakan jalannya sendiri, “No Quarter” menjadi bukti bagaimana inovasi The Beatles membentuk bahkan para pelopor musik paling berani. Bayangan The Fab Four tetap besar, bahkan bagi raksasa rock terhebat sekalipun.

Author