INTERAKSI.CO, Jakarta – Dalam sejarah musik populer Indonesia, Koes Bersaudara yang menjadi cikal bakal Koes Plus merupakan pioner dalam menciptakan karya sendiri. Setelah Koes Plus muncul, band-band lainnya mulai mengekor untuk mengikuti jejaknya.

Salah satu band tersebut bernama Panbers. Band yang dibentuk di Palembang pada 1963 itu memiliki gaung yang lumayan besar pada 1970-an. Panbers merupakan akronim dari Pandjaitan Bersaudara. Nama tersebut digunakan karena empat personel awalnya merupakan kakak beradik. Mereka yakni Benny Panjaitan, Hans Panjaitan, Doan Panjaitan, dan Asido Panjaitan.

Dalam buku Bens Leo dan Aktuil: Rekam Jejak Jurnalisme Musik karya Bens Leo, disebutkan bahwa Panbers begitu akrab dengan Koes Plus. Saat Bens bertanya soal minimnya grup band yang merekam lagu ciptaannya sendiri, Benny dengan bangga menyebut Koes Plus sebagai pembuka jalan tersebut.

“Betul, pendapat kami: Koes Plus merupakan tangga pertamanya. Panbers kedua. Dan untuk grup-grup yang lain silakan merebut kedudukan ketiga. Hanya saran kami, ciptakanlah aliran sendiri, berkreasilah demi masa depan dunia musik kita,” kata Benny saat wawancara dengan Aktuil tahun 1972, dikutip dari detikcom.

Panbers, Adik Koes Plus dalam Bermusik

Berawal dari pertanyaan bagaimana reaksi Koes Plus saat mendengar Panbers mulai merekam ciptaannya, Benny menyebut Koes Plus sangat senang. Bahkan, Panbers sempat meminta doa dan restu kepada Koes Plus, agar semuanya berjalan lancar. Sebab mereka sadar, Koes Plus lebih punya pengalaman soal merekam lagu ciptaan.

“Panbers seolah-olah minta restu dulu dari pimpinan Koes, dalam hal ini Mas Tonny. Setelah Mas Tonny bilang ‘okey timing-nya sudah tepat’, maka dengan tenang pula kami jalani rekaman itu sampai selesai,” terang Benny.

“Panbers mengakui Koes sebagai kakak sendiri. Karena Koes-lah yang memberi jalan pertama bagi kesuksesan kami. Panbers selalu minta nasihat kepada Koes tentang lagu-lagu kami,” imbuhnya.

Terakhir, Benny menyebut Koes sebagai guru dalam bermusik. Tak hanya itu, Koes juga merupakan band tertua di Indonesia.

“Kami tak mungkin dapat melangkahi ketenaran Koes Plus sebagai grup musik tertua di Indonesia. Koes Plus adalah guru kami,” ucap Benny.

Panbers di rumah duka Yon Koeswoyo.Panbers di rumah duka Yon Koeswoyo/ Foto: Dyah Paramita Saraswati

Benny dan tiga saudara kandungnya melewati masa kecil dengan berpindah-pindah. Mereka harus mengikuti penugasan sang ayah yang merupakan seorang bankir.

Mereka sempat hidup belasan tahun di Palembang. Selain menjadi tempat mereka dibesarkan, Bumi Sriwijaya juga menjadi tempat Benny dan tiga saudara kandungnya mulai bermain musik.

Mereka terinspirasi Koes Bersaudara yang sudah populer di awal 1950-an, sehingga di Palembang lahir band bocah yang dibentuk Benny dan saudara-saudaranya, yakni Tumba Band.

Saat pindah ke Surabaya, mereka meneruskan band keluarga tersebut. Yang tadinya band bocah menjadi band remaja.

Pada 1963, Panjaitan Bersaudara terbentuk di Kota Pahlawan. Nama Panjaitan Bersaudara juga terinspirasi Koes Bersaudara yang berarti Koeswoyo Bersaudara. Kemudian di Jakarta pada 1969, nama Panjaitan Bersaudara resmi disingkat menjadi Panbers.

Author