INTERAKSI.CO, Pagatan – Tidak salah ketika Palaka Project bersama Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata mendirikan panggung berukuran 12 x 8 meter di kawasan Pantai Pagatan.
Dengan begitu ada lebih banyak orang yang bisa menikmati pergelaran “Sounds of Heroes” yang digelar dalam rangka Hari Jadi Kemerdekaan ke-79 Republik Indonesia.
Faktanya memang begitu. Pada Sabtu (17/8/2024) malam, kawasan Pantai Pagatan jauh lebih padat daripada biasanya. Setiap orang memenuhi ratusan kursi yang disiapkan panitia. Itu belum ditambah pengunjung lain yang menonton dari kejauhan.
Event yang dipandu oleh duo MC lucu: Away Edogawa dan Bahrul digelar selama dua hari, dari 17 sampai 18 Agustus 2024.
Ada banyak pihak yang ikut mendukung acara. Selain Palaka Project dan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata, juga Amera Group yang mempersembahkan sound system, Imaja X Pilot Drone Batulicin, Gudang Garam Merah, Palaka Coffee, dan interaksi.co.
Top Three Band Tanah Bumbu
Top three band Tanah Bumbu: No Counter, Primitive Monkey Noose, dan Senja Djingga tampil bergiliran malam itu.
No Counter langsung ngegas. Mereka membuka penampilannya dengan First Date dari band idolanya: Blink-182. Band ini benar-benar tampil berani. Dari tujuh lagu yang mereka mainkan, empat lagu di antaranya ciptaan mereka sendiri.
No Counter langsung ngegas. Mereka membuka penampilannya dengan First Date dari band idolanya: Blink-182.
Setelah lagu pertama selesai, No Counter lantas memainkan single kedua mereka: Lies On You, diikuti December (NeckDeep), Save the Children (No Counter), Esok Dunia Kan Menanti (No counter) dan ditutup dengan karya andalan mereka: Gone!
Keputusan Palaka Project memilih No Counter sebagai penampil di tengah popularitas dangdut koplo dan lagu-lagu mendayu benar-benar ‘di luar nurul’.
Pertama, No Counter adalah pendatang baru. Selain itu, lagu-lagu dari band ini juga bukan jenis lagu yang ramah di telinga.
Namun, malam itu, secara keseluruhan, No Counter tampil cuek dan tampak bodo amat. Hanya sang vokalis yang terlihat malu-malu, sehingga terkadang vokalnya tak terdengar jelas.
Setelah No Counter, Primitive Monkey Noose memberikan energi baru yang meluap-luap. Richie Petroza, sang frontman, sempat mengajak Arie Tirta Dinata, vokalis Senja Djingga, dan Deddy, vokalis The First, untuk naik ke panggung dan menyanyikan ‘Pambatangan’ karya Fadly Zour.
Seperti biasa, Primitive Monkey Noose tampil apik dan penuh energi. Perpaduan lead gitar Oveck dan petikan panting Arif selalu menarik. Personel-personel lainnya pun tampil maksimal. Mereka benar-benar menunjukkan sebagai band berpengalaman malam itu. Dahsyat!
Richie, vokalis PMN sempat mengajak Arie Senja Djingga, dan Deddy The First, untuk naik ke panggung dan menyanyikan ‘Pambatangan’ karya Fadly Zour.
Senja Djingga menutup Sounds of Heroes hari pertama dengan sempurna. Penampilan mereka makin istimewa setelah Arie Cs memainkan Bohemian Rhapsody dengan mulus. Ya, mereka benar-benar memainkan lagu Queen yang dirilis pada 1975 itu.
Khusus soal penampilan Arie, meski kualitasnya tak sesempurna Freddie Mercury, tetapi tetap saja jauh lebih membanggakan daripada saat dia mengangkat piala pada event festival/lomba musik tingkat kabupaten tempo hari. Dan sepertinya Arie Tirta Dinata harus segera bertaubat dan berhenti mengikuti lomba/festival musik yang ‘nggak keren’ itu.
Sepertinya Arie Tirta Dinata harus segera bertaubat dan berhenti mengikuti lomba/festival musik yang ‘nggak keren’ itu.
Pada Minggu sore, giliran Banuansa, kelompok asal Pagatan, yang tampil. Lalu, Ernaveck, band asal Batulicin, menjadi band penutup pada event Sound of Heroes.
Palaka Project
Komitmen manajemen Palaka dalam menumbuhkan kultur musik di Pagatan tak hanya layak dipuji, tetapi juga berani. Mereka memilih line up utama dari band yang memang benar-benar memiliki karya sendiri.
Owner Palaka, Adi Khaidir, berulang kali menyampaikan komitmennya. Dia ingin Palaka menjadi wadah kreatif bagi musisi di Tanah Bumbu.
“Semoga Palaka dengan Palaka Project-nya bisa memberikan wadah bagi musisi Tanah Bumbu untuk selalu bekreasi, dan palaka dapat menjadi salah satu tempat untuk mendapatkan inspirasi bagi musisi dalam memajukan industri musik Tanah Bumbu,” kata Owner Palaka, Adi Khaidir, kepada interaksi.co, Senin (19/8/2024).
Penulis: Puja Mandela