INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Tepuk tangan riuh mengiringi dentuman gong yang dipukul oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Fajar Riza Ul Haq.
Itu menjadi momen dibukanya Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) XVII BEM Eksekutif Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) se-Indonesia, di Mahligai Pancasila Banjarmasin, Jumat (20/6/2025) petang.
Fajar Riza Ul Haq, yang juga mantan Ketua BEM Universitas Muhammadiyah Surakarta periode 2002–2003, memberikan arahan dan motivasi kepada para peserta rakornas.
“Portofolio saya menjadi aktivis lumayan lengkap, merangkak dari bawah, dari pengurus himpunan, BEM, hingga Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM),” ucap Fajar dalam sambutannya.
“Saya lahir dan dibesarkan dari aktivisme hingga sampai posisi Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah hari ini. Itu tidak lepas dari apa yang saya dapatkan selama menjadi aktivis di lingkungan Persyarikatan Muhammadiyah,” tambahnya.

Baca juga: Derasnya Hujan Tak Padamkan Nyala Aksi Simbolik HMI di Banjarmasin
Baca juga: Banjarmasin Tunjukkan Aksi Nyata Hadapi Inflasi, Gelar Pasar Murah dan Bazar UMKM
Menurut Fajar, menjadi aktivis berarti siap menghadapi proses panjang dalam meraih tujuan hidup. Kelebihan seorang aktivis, katanya, adalah kemampuannya untuk bertahan dan beradaptasi dalam situasi yang cepat berubah dan dinamis.
Dirinya juga menekankan, organisasi mahasiswa seperti BEM, IPM, dan IMM tetap relevan hingga hari ini karena mengajarkan soft skill dan kedisiplinan.
“Kalau aktivis mentalnya baperan, kemudian patah arang, maka nasibnya tidak panjang biasanya. Dalam dunia aktivisme, kita harus belajar dewasa dan tidak merasa hebat sendiri,” jelasnya.
Namun demikian, Fajar juga mengingatkan pentingnya menjaga keseimbangan antara aktivisme dan prestasi akademik.
“Aktivisme itu penting untuk melatih dan menempa diri. Tapi, tolong juga perhatikan aspek akademik. Jangan sampai ada cerita ’mentang-mentang aktivis, kuliah S-1 lulus 6 tahun’,” pesannya.
Sementara itu, Koordinator Presidium Nasional BEM PTMA, Yogi Syahputra Alaydrus, mengatakan bahwa rakornas kali ini bertujuan untuk menyatukan koordinasi dan memperkuat peran mahasiswa dalam mengawal berbagai isu nasional, mulai dari pendidikan, politik, hingga ekonomi.

Yogi menjelaskan, rakor ini juga menjadi ajang konsolidasi lintas zona, dari Zona I (Sumatera), Zona II (Kalimantan), Zona III (DKI Jakarta, Banten, Tangerang, Bekasi), Zona IV (DI Yogyakarta), Zona V (Jawa Timur dan Bali), Zona VI (NTT dan NTB), hingga Zona VII (Indonesia Timur).
“Saya ingin di rakornas ini kita punya satu koordinasi. Jadi, antara daerah dan pusat itu satu garis lurus, karena kami adalah BEM Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah Seluruh Indonesia,” tandas Yogi.
Sebagai informasi, Rakornas XVII BEM Eksekutif Mahasiswa PTMA se-Indonesia ini akan berlangsung selama tiga hari, mulai dari 20 hingga 23 Juni 2025.