INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Sastrawan sekaligus budayawan Kalimantan Selatan, Y.S Agus Suseno, berpulang pada Kamis, 12 September 2024.

Tokoh yang dikenal kritis dan blak-blakan itu mengembuskan napas terakhirnya pada usia 60 tahun di Rumah Sakit Islam Banjarmasin pada pukul 10.03 Wita.

“Innalillahi wa Inna ilaihi raji’un. Telah meninggal dunia kawan kita, YS. Agus Suseno pukul 10.03 di RS Islam,” tulis Khairiadi Asa, jurnalis dan seniman Kalsel di WhatsApp Group Kampung Buku Banjarmasin.

Mendiang Y.S Agus Suseno disalatkan di Masjid Al Khair, Teluk Dalam, dan akan dimakamkan di Karang Paci, Kilometer 23, Banjarbaru.

Berpulangnya Y.S Agus Suseno menjadi kabar duka bagi Kalimantan Selatan. Selama ini dia dikenal sebagai salah satu tokoh sastra dan budaya yang berpengaruh untuk Banua. Karya-karyanya banyak membicarakan soal kerusakan lingkungan.

Dalam dua tahun belakangan, nama Y.S Agus Suseno menghilang dari dunia maya. Padahal selama bertahun tahun, dia selalu membanjiri beranda Facebook dengan puisi-puisinya yang menohok soal Banua. Dia pernah membaca dua puisi berjudul “Gunturnya Haja, Hujannya Kada” dan “Kuuur Sumangat” dalam Seminar Bahasa dan Sastra Banjar di Banjarmasin pada 2019 silam.

Penampilannya saat membacakan dua puisi itu, termasuk pemaparannya soal kebudayaan banjar, menuai banyak pujian. Salah satunya dari Dosen Bahasan dan Sastra ULM Banjarmasin, Sainul Hermawan.

Sainul pun ikut berduka setelah mengetahui salah satu rekannya di dunia sastra dan budaya meninggal dunia.

“Y.S Agus Suseno pernah bilang ke saya bahwa seniman yang meninggal berarti telah selesai mengemban tugas kebudayaaannya dan demikian pula beliau kini, wafat setelah menerbitkan sebagian besar karya-karya yang salah satunya mengampayekan perlawanan kepada penguasa yang merusak lingkungan hidup,” kata Sainul Hermawan, tak lama setelah mendengar kabar duka tersebut.

Menghilangnya Y.S Agus Suseno dari dunia maya karena dia sedang fokus menggarap karya tulisnya. Dan benar, awal Juli 2024 lalu, dia baru saja merilis dua buku sekaligus: lima drama monolog berjudul “sekelam Malam Sehitam Batubara dan kumpulan puisi “Tanah Banjar, Negeri Kesedihan”.

Perilisan dua buku ini menjadi tanda perpisahan. Saat ini, orang-orang sudah tak bisa lagi menjumpainya, mereka hanya bisa membaca karya-karya yang baru saja dia tinggalkan.

Selamat jalan, Y.S Agus Suseno…

Author