INTERAKSI.CO, Amerika Serikat – Pemerintah Amerika Serikat resmi menghentikan sebagian besar operasionalnya mulai Rabu (1/10/2025).
Penutupan ini menjadi yang pertama dalam tujuh tahun terakhir, setelah Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran tepat waktu.
Rancangan Continuing Resolution (CR), yang diajukan untuk memperpanjang pendanaan sementara pemerintah federal, hanya mendapat 55 suara setuju dan 45 menolak. Padahal, aturan di Senat mensyaratkan minimal 60 suara agar rancangan lolos.
Partai Demokrat bersikeras mempertahankan subsidi kesehatan dalam ACA (Affordable Care Act/Obamacare) karena khawatir jutaan warga akan kehilangan akses layanan. Sebaliknya, Partai Republik menolak syarat tambahan dan menuntut clean CR atau rancangan pendanaan “bersih”.
Lihat postingan ini di Instagram
Baca juga: Presiden Irlandia Desak Israel dan Pemasok Senjatanya Dikeluarkan dari PBB
Situasi memanas setelah Presiden Donald Trump menekan dengan ancaman membatalkan sejumlah program yang dekat dengan Demokrat, hingga memecat pegawai federal jika shutdown berlanjut. Begitu CR gagal, Kantor Manajemen dan Anggaran (OMB) langsung menginstruksikan lembaga federal menjalankan rencana penutupan.
Akibatnya, ribuan pegawai federal yang pekerjaannya dianggap tidak esensial menerima surat furlough alias cuti tanpa gaji. Hanya layanan vital seperti operasi militer inti, penegakan hukum krusial, dan keselamatan publik yang tetap berjalan.
Kementerian Keamanan Dalam Negeri (DHS) memastikan fungsi utama, seperti Bea Cukai, Imigrasi, dan TSA, tetap aktif. Namun, sekitar 14 ribu pegawai dari total 271 ribu staf DHS dirumahkan. Program Medicare dan Medicaid juga tetap beroperasi, meski keterbatasan staf diperkirakan memperlambat layanan.
Di sektor publik, penutupan taman nasional masih diperdebatkan. Namun pengalaman sebelumnya menunjukkan kekurangan staf kerap berujung pada vandalisme dan kerusakan lingkungan. FEMA memperingatkan hibah bisa tertunda dan cadangan dana bantuan bencana sebesar 10 miliar dolar AS terancam terkuras bila shutdown berkepanjangan.
Dunia penerbangan juga ikut terguncang. Pengendali lalu lintas udara tetap bekerja, tetapi kemungkinan tanpa gaji. Kondisi ini dikhawatirkan menambah beban psikologis dan berpotensi mengganggu keselamatan penerbangan.
Sektor kesehatan dan riset tidak luput dari dampak. Lebih dari separuh pegawai CDC dirumahkan, hanya menyisakan staf darurat. Aktivitas penelitian, komunikasi publik, hingga program pencegahan overdosis terhenti. NIH juga kehilangan 75 persen tenaga kerja, membuat penelitian medis macet dan pasien baru harus menunda terapi eksperimental.
Sementara FDA memastikan fungsi utama seperti pengawasan obat dan penarikan produk tetap berjalan, namun inspeksi rutin serta inisiatif keamanan pangan dihentikan sementara.
Kebuntuan politik ini tak hanya membuat roda pemerintahan tersendat, tetapi juga mengancam stabilitas layanan publik, kesehatan, hingga sistem penerbangan Amerika.