Di tengah gaya hidup yang bebas, Freddie menjalani gaya hidup yang penuh gairah tanpa menyadari risiko yang sedang mengintai.
INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Pada hari ini, 33 tahun yang lalu, dunia musik kehilangan salah satu bintang terbesarnya. Freddie Mercury, vokalis flamboyan dan karismatik Queen, mengembuskan napas terakhirnya di rumahnya di Kensington, London, setelah berjuang melawan komplikasi AIDS. Berita kematiannya mengguncang dunia, tetapi juga mengukuhkan statusnya sebagai ikon yang tak tergantikan.
Freddie, yang lahir sebagai Farrokh Bulsara di Zanzibar pada 1946, membawa energi unik yang mengubah lanskap musik rock. Bersama Queen, ia menciptakan lagu-lagu abadi seperti Bohemian Rhapsody, Somebody to Love, dan We Are the Champions.
Karakter panggungnya yang memukau, suaranya yang luar biasa, dan keberaniannya meruntuhkan batas-batas genre membuatnya dicintai oleh jutaan orang di seluruh dunia.
Namun, kehidupan pribadinya yang bebas dan penuh eksplorasi di kancah budaya tahun 1970-an dan 1980-an juga menjadi bagian dari ceritanya. Dalam era di mana seksualitas lebih terbuka tetapi informasi tentang HIV/AIDS sangat terbatas, Freddie menjalani gaya hidup yang penuh gairah, tanpa menyadari risiko yang sedang mengintai. Interaksi dengan pasangan seksual yang terinfeksi pada akhirnya membuatnya tertular virus HIV, yang saat itu masih dianggap sebagai “penyakit misterius.”
Hanya sehari sebelum kematiannya, Freddie akhirnya mengungkapkan kepada publik bahwa ia hidup dengan AIDS—keputusan berani yang membuka mata dunia tentang epidemi yang kala itu masih penuh stigma. Hingga akhir hidupnya, ia tetap menjadi mercusuar kreativitas dan keberanian, memberikan pesan bahwa bahkan penyakit mematikan tidak dapat membungkam semangat seorang seniman sejati.
Hari ini, kita tidak hanya mengenang kehilangan Freddie, tetapi juga merayakan warisannya yang terus hidup. Musiknya masih memenuhi stadion, gayanya menjadi inspirasi generasi baru, dan semangatnya—menolak untuk menyerah pada norma atau batasan apa pun—tetap menjadi pengingat bahwa seorang legenda tidak pernah benar-benar pergi. Seperti yang ia nyanyikan dalam salah satu lagunya, “The show must go on.”