INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Pemangkasan dana transfer dari Pemerintah Pusat ke Banjarbaru hingga 36 persen membuat APBD 2026 terancam defisit hingga Rp106 miliar.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Riset, dan Inovasi Daerah (Baperrida) Kota Banjarbaru, Muhammad Kanafi, mengungkapkan bahwa alokasi dana transfer ke daerah (TKD) akan berkurang drastis dari Rp966,14 miliar pada 2025 menjadi Rp616,15 miliar pada 2026 atau menurun 36,22 persen.

“Kita memang sudah mengajukan rancangan APBD 2026 ke DPRD dengan proyeksi optimis. Namun dengan adanya pengurangan TKD, tentunya kita akan melakukan penyesuaian belanja di tahun 2026,” ujarnya, Jumat (3/10).

Penurunan terbesar terjadi pada Dana Transfer Umum (DTU) yang turun Rp306,23 miliar atau 38,26 persen. Dana Bagi Hasil (DBH) bahkan merosot tajam 71,98 persen, dari Rp319,6 miliar menjadi hanya Rp89,53 miliar. Dana Alokasi Umum (DAU) juga menyusut dari Rp480,8 miliar menjadi Rp404,63 miliar, sedangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) turun 23,41 persen menjadi Rp121,98 miliar.

DAK Fisik menjadi komponen yang paling terpukul dengan penurunan 91,38 persen, dari Rp39,44 miliar hanya tersisa Rp3,4 miliar. Sementara itu, Dana Insentif Fiskal Daerah (DID) hilang total setelah pada 2025 masih tercatat Rp6,46 miliar.

Menghadapi kondisi ini, Pemkot Banjarbaru katanya akan melakukan penyesuaian besar-besaran terhadap struktur belanja daerah. Fokus efisiensi diarahkan pada kegiatan penunjang dan operasional, seperti perjalanan dinas, konsumsi rapat, serta sejumlah proyek infrastruktur dan belanja modal.

“Dengan kondisi ini tentu ada kegiatan yang ditiadakan atau dikurangi volumenya. Namun pengurangan ini diharapkan tidak mengganggu program yang berpihak kepada masyarakat,” tegas Kanafi.

Ia memastikan, kegiatan prioritas dan pelayanan publik akan tetap dijaga agar tidak terganggu meski anggaran mengalami tekanan.

Author