INTERAKSI.CO, Jakarta – Iran bukan sekadar nama baru bagi negara yang dahulu dikenal sebagai Persia.
Di balik perubahan nama tersebut tersimpan kisah panjang peradaban, kebesaran, dan pencarian identitas nasional yang terus bertransformasi selama ribuan tahun.
Nama “Iran” secara resmi mulai digunakan pada tahun 1935, melalui dekrit Reza Shah Pahlavi yang saat itu berkuasa setelah menggulingkan Dinasti Qajar.
Dalam dekrit tersebut, ia meminta semua negara asing menggunakan istilah “Iran” dalam korespondensi resmi, menggantikan “Persia” yang selama ini populer di dunia Barat.
Baca juga: AS Resmi Bombardir Fasilitas Nuklir Iran, Risiko Perang Kawasan Meningkat
Langkah itu bukan sekadar perubahan nama, melainkan bagian dari agenda besar modernisasi dan nasionalisme Reza Shah. Ia ingin menghidupkan kembali kejayaan kuno bangsa Iran, menjauh dari warisan kolonial dan mengukuhkan kedaulatan budaya.
Putranya, Mohammad Reza Pahlavi, kemudian melonggarkan aturan tersebut. Pada tahun 1959, ia menyatakan bahwa istilah Persia dan Iran dapat digunakan secara bergantian.
Namun bagi bangsa Iran sendiri, nama “Iran” bukan hal baru. Dalam bahasa Persia, negeri ini telah lama disebut “Iran”—yang diyakini berasal dari “Airyan” atau “tanah bangsa Arya”, istilah kuno yang muncul dalam teks-teks Zoroaster, kitab suci agama kuno Iran.
Dalam benak dunia, Persia identik dengan kemewahan dan kebudayaan tinggi—dari arsitektur megah, seni ukir, permadani indah, hingga hewan peliharaan eksotis seperti kucing Persia.
Sebutan Persia berasal dari “Parsa”, wilayah di Iran barat daya, dan mulai tersebar luas sejak era penulisan sejarah oleh bangsa Yunani. Seiring waktu, istilah ini digunakan oleh dunia Barat untuk menyebut keseluruhan kekaisaran.
Sejarah Iran berakar dari Kekaisaran Achaemenid pada abad ke-6 SM, dipimpin oleh Cyrus yang Agung. Wilayah kekuasaannya meluas dari Asia Tengah hingga Laut Mediterania, menciptakan struktur pemerintahan dan toleransi beragama yang menginspirasi banyak peradaban.
Tokoh besar lainnya seperti Darius I dan Xerxes memperkuat kekuasaan Persia melalui pencapaian militer, pembangunan jalan raya kerajaan, serta karya seni dan arsitektur yang megah. Kekaisaran ini menjadi salah satu negara adidaya pertama dalam sejarah manusia.
Sepanjang sejarahnya, Iran telah mengalami invasi Yunani, penaklukan Arab, hingga serbuan Mongol. Namun, negeri ini terus beradaptasi, menjadikan setiap era sebagai lapisan baru budaya yang memperkaya identitas nasionalnya.
Penggunaan nama Iran hari ini mencerminkan kesadaran jati diri bangsa yang ingin dikenang bukan hanya sebagai peninggalan sejarah, tetapi juga sebagai negara modern dengan akar budaya yang dalam dan beragam.
Meskipun peradaban dunia berubah, kebesaran Persia tetap hidup dalam warisan budaya, situs arkeologi, dan semangat bangsa Iran yang terus bertahan di panggung sejarah.