INTERAKSI.CO, Batulicin – Untuk mendukung program ketahanan pangan, mahasiswa dari Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta, mendorong warga Desa Sumber Sari, Kecamatan Sungai Loban, Kabupaten Tanah Bumbu, memanfaatkan lahan sisa kantor desa untuk beternak.

Melalui proyek ketahanan pangan, Ayu Tyas Lysa Rifiana, mendampingi warga untuk mewujudkan ternak ayam petelur yang bebas bau, lahan terbatas dan harga terjangkau.

Ayu Tyas Lysa Rifiana, salah satu mahasiswa ITB-AD Jakarta, sukses jalankan misi proyek independennya yang bertajuk “Efektivitas strategi peternakan ayam petelur di tengah pemukiman, alternatif pakan dan pemasarannya di Desa Sumber Sari”. Proyek ini melibatkan langsung warga setempat sebagai mitra sasaran.

“Proyek ini berfokus pada peningkatan ketahanan pangan masyarakat melalui peternakan ayam petelur yang dikelola oleh ibu-ibu PKK, sehingga warga bisa mendapatkan harga telur ayam yang relatif dibawah harga pasar,” ujarnya.

Secara geografis, Desa Sumber Sari terbagi menjadi dua wilayah RW, termasuk RW 02 yang menjadi fokus kegiatan ini.

Mayoritas penduduknya bekerja sebagai buruh tani dengan penghasilan rata-rata Rp 1.500.000 hingga Rp 2.000.000 per bulan. Tingginya biaya kebutuhan pokok menuntut masyarakat untuk lebih pandai mengelola keuangan.

“Salah satu solusi yang kami tawarkan adalah melalui ternak ayam petelur. Harapannya, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan gizinya dengan harga murah. Jika peternakan ini sukses otomatis kebutuhan akan telur ayam tidak perlu lagi memasok dari luar desa” imbuh Ayu.

Dari hasil penelitiannya, Ayu menemukan beberapa problem yang dihadapi masyarakat. Di antaranya, kurangnya aksesibilitas dan pemahaman masyarakat tentang ternak ayam petelur, rendahnya tingkat partisipasi, serta ketersediaan sumber daya yang belum memadai.

“Untuk mengatasi masalah ini, kami bersama tim mengadakan sosialisasi dan edukasi kepada warga RW 02. Kami berikan motivasi, serta kami sediakan bantuan vaksin serta pakan ayam,” jelasnya.

Sebelum memulai kegiatan, Ayu melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Ketua RW 02 Desa Sumber Sari, Pemerintah Desa Sumber Dari, serta tokoh masyarakat setempat serta anggota PKK yang menjadi pelaku sasaran.

“Koordinasi dengan Ketua RW dan Pemerintah Desa sangat penting untuk memastikan program ini dapat berjalan dengan baik dan mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat,” tambah Ayu.

Ayu berharap program ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat Desa Sumber Sari, terutama dalam peningkatan akses pangan, pengetahuan, dan keterampilan dalam ternak ayam petelur, serta menekan penurunan angka stunting. Disisi lain, upaya ini diharapkan bisa membantu menekan biaya kebutuhan sehari-hari.

“Dengan adanya program ini, masyarakat tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan protein mereka sendiri, tetapi juga dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli telur ayam di pasaran,” kata Ayu.

Warga RW 02 Desa Sumber Sari turut menyambut baik inisiatif ini. Meraka turut berpartisipasi aktif sejak awal proyek ini digelar hingga selesai.

“Program ini sangat bermanfaat bagi warga, terutama dalam menghadapi kondisi ekonomi yang sulit,” ungkap Ayu.

Melalui proyek ini, Ayu berharap agar masyarakat Desa Sumber Sari dapat lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan mereka dan mampu mengurangi ketergantungan pada pasokan dari luar.

“Dengan semangat gotong royong dan kerjasama, kami berharap program ini bisa menjadi contoh nyata bagaimana ketahanan pangan dapat diwujudkan dari level terkecil di masyarakat,” pungkasnya.(*)

Author