INTERAKSI.CO, Banjarmasin – Nama Fujimoto Hiroshi, atau lebih dikenal sebagai Fujiko F. Fujio, mungkin tak asing bagi siapa pun yang tumbuh dengan kisah robot kucing dari masa depan, Doraemon.
Sosok kreatif asal Provinsi Toyama, Jepang, ini lahir pada 1 Desember 1933 dan meninggal dunia pada 23 September 1996 karena kanker. Namun, warisannya tetap hidup hingga kini.
Inspirasi Doraemon muncul dari kejadian sederhana namun berkesan. Saat sedang bermalas-malasan di sofa, Fujiko tertidur. Saat terbangun, ia tersandung mainan robot kucing.
Momen itu menjadi titik terang. “Ketemu!” serunya dalam hati. Dari situ tercetuslah ide tentang seorang anak pemalas dan robot penolong dari masa depan.
Doraemon pertama kali muncul dalam majalah anak-anak Jepang seperti “Anak Baik”, “TK”, dan “SD kelas 1–4” yang terbit Desember 1969 untuk edisi Januari 1970.
Komik ini kemudian terus berlanjut hingga mencapai 1.344 cerita yang dikompilasi dalam 45 jilid manga.
Baca juga: Detective Conan Kembali Kuasai Box Office Jepang
Kisah Doraemon berpusat pada Nobi Nobita, siswa kelas 5 SD yang pemalas, ceroboh, dan sering gagal dalam berbagai hal.
Doraemon, robot kucing dari abad ke-22, dikirim ke masa lalu untuk membantu Nobita agar masa depan keturunannya menjadi lebih baik dan bebas dari utang serta kemalangan.
Keberhasilan versi manga mendorong Fujiko membuat versi animasi pada 1970. Popularitasnya meledak, dan pada 1990-an, Doraemon masuk ke Indonesia lewat komik, film, dan berbagai merchandise.
Sayangnya, Fujiko tak sempat menyaksikan dominasi global karakter ciptaannya, karena ia wafat pada 1996.
Namun, semangat dan karya Fujiko F. Fujio terus hidup. Pada 2002, Doraemon dinobatkan sebagai salah satu ASEAN Heroes oleh Majalah Time, dan pada 2008 ditetapkan sebagai Duta Budaya Jepang oleh Kementerian Luar Negeri Jepang.
Sebagai bentuk penghargaan, Museum Doraemon atau Museum Fujiko F. Fujio resmi dibuka di Kawasaki, Jepang, pada 3 September 2011.
Di sana, pengunjung bisa melihat meja kerja Fujiko, topi beret kesayangannya, serta koleksi karya-karyanya seperti P-Man, Mojacko, Esper Mami, hingga Doraemon sendiri.
Fujiko mungkin telah tiada, namun Doraemon akan selalu hidup dalam ingatan jutaan orang di seluruh dunia.