INTERAKSI.CO, Jakarta – Sebuah organisasi masyarakat (ormas) baru bernama Gerakan Rakyat resmi dideklarasikan pada Kamis (27/2/2025) di Jakarta Selatan.
Acara ini dihadiri oleh mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, yang kehadirannya memicu spekulasi bahwa Gerakan Rakyat bisa menjadi kendaraan politik baru bagi Anies menuju Pilpres 2029.
Asal-usul Gerakan Rakyat
Gerakan Rakyat lahir dari semangat perubahan dan berasal dari kumpulan relawan Anies Baswedan pada kontestasi politik 2024.
Ketua Umum Gerakan Rakyat, Sahrin Hamid, yang juga merupakan juru bicara Anies, mengungkapkan bahwa ide pembentukan ormas ini sudah muncul sejak 2023.
“Gerakan Rakyat lahir dari inisiatif para relawan yang bergerak secara organik. Pada 4-6 November 2023 di Bogor, kami bersepakat untuk melakukan konsolidasi menyeluruh,” ujar Sahrin dalam acara deklarasi dan pelantikan pengurus DPP Gerakan Rakyat.
Fokus pada Pendidikan Politik
Gerakan Rakyat menegaskan bahwa mereka berorientasi pada pendidikan politik bagi masyarakat. Salah satu program utama mereka adalah mendirikan Sekolah Politik Kerakyatan (Spartan), yang bertujuan menjadi ruang edukasi politik bagi masyarakat di seluruh daerah.
“Spartan akan menjadi sarana pendidikan politik agar rakyat lebih memahami hak dan kewajibannya dalam demokrasi,” kata Sahrin.
Keanggotaan yang Terbuka
Gerakan Rakyat menyatakan bahwa keanggotaannya terbuka bagi seluruh warga negara Indonesia, tidak terbatas pada relawan Anies saja. Bahkan, anggota partai politik lain pun diperbolehkan bergabung.
“Sebagai ormas, satu-satunya syarat keanggotaan adalah menjadi warga negara Indonesia,” tegas Sahrin.
Peran Anies Baswedan
Meski menghadiri deklarasi, Anies tidak memiliki jabatan struktural dalam ormas ini. Sahrin menyebut Anies sebagai inspirasi dan simbol perjuangan perubahan.
“Pak Anies adalah tokoh panutan dan inspirasi dalam semangat perubahan,” ujarnya.
Baca juga: PSU Pilkada Banjarbaru, Pengamat Politik: Swing Voters Sangat Mungkin Terjadi
Akankah Gerakan Rakyat Bertransformasi Jadi Partai Politik?
Pertanyaan besar yang muncul adalah apakah Gerakan Rakyat akan berubah menjadi partai politik. Sahrin menegaskan bahwa saat ini mereka masih fokus sebagai organisasi kemasyarakatan berbadan hukum.
Anies juga menepis asumsi bahwa Gerakan Rakyat akan segera menjadi parpol. “Kejauhan,” kata Anies singkat saat menghadiri deklarasi.
Namun, pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, menduga bahwa ormas ini memiliki potensi untuk berkembang menjadi partai politik, mengikuti jejak Partai Nasdem yang awalnya juga lahir sebagai ormas.
“Gerakan Rakyat tampaknya disiapkan untuk menjadi partai politik yang dapat menjadi kendaraan Anies pada Pilpres 2029,” kata Jamiluddin.
Spekulasi ini semakin kuat mengingat dihapusnya presidential threshold pada Pilpres 2029, yang membuka peluang lebih besar bagi Anies dan relawannya untuk maju tanpa hambatan.
Dengan berbagai faktor yang ada, apakah Gerakan Rakyat akan benar-benar menjadi partai politik? Waktu yang akan menjawab.