INTERAKSI.CO, Banjarbaru – Gubernur Kalimantan Selatan, Muhidin memastikan stok beras impor yang disimpan di Gudang Perum Bulog Landasan Ulin Utara, Banjarbaru, dalam kondisi layak edar dan aman untuk dikonsumsi masyarakat.

Kepastian ini disampaikan usai melakukan peninjauan langsung bersama jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan pihak Perum Bulog, Senin (6/10) kemarin.

Peninjauan dilakukan menyusul adanya laporan masyarakat terkait kualitas beras impor yang sempat diragukan. Namun, dari hasil pemeriksaan lapangan, Muhidin memastikan seluruh beras kini sudah melalui proses penyortiran ketat dan memenuhi standar distribusi.

“Dari hasil pengecekan di lokasi, seluruh beras kini telah melalui proses penyortiran dan dipastikan dalam kondisi layak edar,” tegas Muhidin.

Baca juga: Bang Dhin Dorong Reformasi UPTD untuk Perkuat PAD dan Kemandirian Fiskal Kalimantan Selatan

Ia menjelaskan, proses sortir dilakukan terhadap sisa stok beras impor yang diterima Bulog dari pusat. Hasilnya, seluruh beras yang sebelumnya sempat dinilai kurang layak kini sudah bersih dan siap disalurkan.

“Ternyata, yang kemarin dikatakan kurang layak itu sudah tidak ada. Semua sudah disortir dan hasilnya bagus,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Muhidin mengungkapkan bahwa saat ini masih terdapat sekitar 13 ribu ton beras impor yang belum disalurkan. Pemerintah Daerah menargetkan stok tersebut harus habis didistribusikan paling lambat pada 2026 mendatang, agar tidak menumpuk terlalu lama di gudang.

“Sisa kiriman dari luar negeri ini ada sekitar 13 ribu ton. Semua harus habis dalam 2025 sampai 2026,” ujarnya.

Ia juga menegaskan bahwa kebutuhan beras masyarakat Kalsel saat ini telah mencukupi dari produksi lokal. Karena itu, Pemprov tidak lagi mengajukan permintaan tambahan beras impor dari pemerintah pusat.

“Kita sudah surplus beras lokal. Jadi, mulai tahun ini tidak perlu lagi kiriman dari luar negeri. Masyarakat Banua lebih senang beras lokal,” katanya.

Sementara itu, Kepala Perum Bulog Kanwil Kalsel, Muhammad Akbar Said, memastikan proses sortir dilakukan secara ketat sebelum penyaluran ke masyarakat. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan menghindari kendala distribusi di lapangan.

“Sebelum disalurkan, semua kami sortir terlebih dahulu untuk memastikan kualitasnya. Sejauh ini tidak ada kendala berarti,” jelasnya.

Bulog juga menargetkan penyaluran beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebanyak 25 ribu ton hingga akhir 2025. Selain itu, sekitar 1.000 ton bahan pangan tambahan juga akan didistribusikan ke seluruh kabupaten dan kota di Kalsel.

Author